Kecanggihan Sensor Keamanan Smartphone, Bukan Jaminan Laku
- REUTERS/Peter Nicholls
VIVA – Fitur teknologi canggih mewarnai produk-produk ponsel pintar atau smartphone di sepanjang 2017-2018. Salah satunya mengenai fitur keamanan. Mulai dari fingerprint, face ID atau face unlock, hingga yang terbaru, iris scanner atau sensor retina pada mata.
Akan tetapi, teknologi ini tidak membuat konsumen lantas membeli smartphone dengan merek tertentu. Menurut Intan, salah satu karyawan di toko ponsel di ITC Roxy Mas, Jakarta Pusat, meski ada yang mencari smartphone dengan teknologi kekinian, namun kandas membeli ketika bertanya harga.
"Kalau ada pembeli yang mau (beli smartphone dengan fitur keamanan) sidik jari. Pas, kita kasih tahu harganya, mereka langsung protest, 'mahal banget mbak!'. Digituin. Ya sudah, kami tawarkan produk yang lain," kata Intan kepada VIVA, Jumat, 2 Maret 2018.
Memang pada akhirnya, ia menawarkan produk yang sesuai kocek pelanggan, yakni smartphone dengan sensor unlock yang berbeda. Sementara itu, Rudi, penjual smartphone di daerah yang sama, juga mengatakan hal yang sama.
Sebab, menurutnya, mayoritas calon pembeli yang datang ke tokonya berasal kalangan masyarakat menengah atas. Tak jarang juga pelanggan yang sudah mencari tahu tentang sensor tersebut melalui internet.
Rudi mencontohkan kelebihan dan kekurangan sensor, atau letak sensor fingerprint yang semua informasinya tersedia di dunia maya.
"Jadi, mereka tinggal membeli produk tersebut di toko offline seperti saya. Fingerprint yang letaknya di depan atau belakang itu mereka cari di internet. Pas datang tinggal pilih yang sesuai kemauan mereka dari internet," jelasnya.
Sering bermasalah
Selain itu, Intan dan Rudi beserta para penjual ponsel di ITC Roxy Mas juga sudah mendengar keluhan dari konsumen tentang teknologi fingerprint atau face ID yang terkadang tidak bisa 'membaca' sehingga kunci tidak terbuka.
Beberapa penjual di sana mengatakan bila sejumlah smartphone yang menggunakan face ID terkadang bisa membuka hanya tidak menggunakan wajah asli yang direkam.
Mereka juga menyatakan bahwa smartphone bisa dibuka dengan wajah tertidur bahkan hanya dengan foto saja. "Ada di merek lain pakai face unlock. Pas ada teman yang iseng ada foto kami terus disatuin (dihadapkan ke smartphone), baru terbuka," ungkap Intan.
Menurutnya, walaupun ada merek yang sensor wajahnya tidak berjalan sempurna, namun teknologi kamera terbaru pada produk baru diluncurkan beberapa bulan lalu ini kualitasnya sudah baik.
Sehingga, Intan mengatakan, hanya wajah pemiliknya yang bisa membuka ponsel pintar tersebut. Hamzah, salah satu penjual, juga mengatakan sensor wajah pada beberapa merek memang seringkali bermasalah.
Bahkan, sensor retina yang baru diterapkan pada merek smartphone terkenal yang baru diluncurkan harus dilakukan lebih dari dua kali.
Adapun fingerprint pada beberapa smartphone, kata Hamzah, terkadang tidak bisa terbuka padahal sudah direkam. Terlebih, kalau tangan dalam keadaan basah.
"Itu salah satu penyebab sensor sidik jari tak bisa membuka smartphone. Enggak cuma satu produk yang bermasalah. Beberapa produk juga mengalami hal yang sama, sidik jari enggak terdeteksi," kata dia, yang enggan menyebut merek. (ase)