Alasan Oppo A83 Hanya Pakai Single Camera
- VIVA/Novina Putri Bestari
VIVA – Kebutuhan masyarakat akan smartphone yang mampu menghadirkan hasil foto terbaik sepertinya diperhatikan betul oleh merek atau brand terkenal. Mulai dari yang kualitas fotonya mirip dengan hasil kamera profesional hingga teknologi pada saat berswafoto atau selfie.
Vendor smartphone China, Oppo menjadi salah satu yang melihat kebutuhan itu. Pada Oppo F5 series dan produk terbaru A83 mereka menyelipkan fitur kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang bisa membuat pengguna tampil lebih natural saat selfie.
"Jadi, berdasarkan survei kita bahwa orang yang selfie menggunakan fitur beauty itu sama. Kalau semua putih, ya, lainnya sama (putih semua). Padahal, sejatinya orang itu punya karakter muka yang berbeda-beda," kata PR Manager PT World Innovative Telecommunication, Aryo Meidianto, di Jakarta, Rabu, 21 Februari 2018.
Dengan tagline "Capture the Real You", diharapkan teknologi ini membuat wajah pengguna lebih natural mengikuti struktur muka.
Smartphone selfie memang bukan kali ini saja dihadirkan di Indonesia. Sebelum Oppo terdapat beberapa brand yang mengusung tema selfie pada produknya.
Mereka meng-upgrade kamera depan hingga menambah jumlah kamera depan agar menghadirkan sensasi selfie yang berbeda dari biasanya.
Aryo pun sadar banyak kompetitor yang bermain di sektor smartphone selfie. Ia mengaku sudah mengembangkan fitur selfie sejak 2012. "Jargonnya (Oppo) sekarang berubah jadi 'Selfie Expert and Leader'. Ini artinya, kita sudah lama membahas soal selfie," ujarnya menjelaskan.
Selain teknologi, Oppo juga mengeluarkan produk dengan kamera lebih dari dua. Aryo menuturkan, Oppo A83 hanya memiliki satu kamera depan dan satu di belakang.
Menurutnya produk Oppo memang pernah mengeluarkan dual camera, namun untuk produk baru ini jumlahnya standar tapi ditambahkan dengan teknologi AI.
"Orang akan berpikir kalau kamera dua di depan hasilnya bagus. Kita mencoba untuk mengubah mindset itu. Kalau untuk kameranya satu gimana, bagusnya di mana," tutur Aryo.
Ia mengatakan, bahwa smartphone masih sering dilihat sebagai gadget untuk memotret yang lebih cepat. Tapi, Aryo kembali lagi menegaskan bahwa kamera tidak perlu banyak.
"Karena banyak pula yang harus di-setting."
Banyaknya produsen yang menghasilkan, baik teknologi selfie ataupun kamera, lebih banyak dilihat sebagai apa yang diinginkan konsumen. Sebab, konsumen sebelum membeli smartphone yang ditanya di awal pastilah kualitas foto kamera. (mus)