Keunggulan Teleskop Pemantau Hilal Milik BMKG

Teleskop pemantau hilal.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Avra Augesty

VIVA.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengamati kemunculan hilal dari gedung mereka di lantai 13. Menurut pantauan VIVA.co.id, Jumat 26 Mei 2017, BMKG menggunakan dua teleskop canggih untuk memantau kemunculan bulan.

Daftar Daerah di Indonesia yang Bakal Diguyur Hujan Hari Ini

Dua teleskop ini, Vixen VC200L+Sphinx SXD dan Vixen ED-103S+Sphinx SXW.

Kasubbid Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Suaidi Ahadi membeberkan, keunggulan dua teropong andalan BMKG ini.

Prakiraan Cuaca Sebagian Kota di Jawa: Jakarta hingga Bandung Berpotensi Hujan Petir

Ia mengatakan, keduanya memiliki sensor yang mampu merekam pergerakan objek astronomis secara otomatis. "Kedua teleskop ini punya star tracking. Jadi, kita tidak perlu repot-repot memantau gerak bulan atau matahari, karena otomatis mengikuti pergerakan keduanya. Semacam sensor," katanya di Jakarta.

Suaidi menjelaskan cara kerja sensor tersebut. Sensor star tracking ini mempunyai database gerak bintang. Saat pengguna ingin melihat apa yang diinginkan, dia hanya perlu mengarahkan teleskop ke posisi turn out.

Fenomena Aneh Benda Putih Mengambang dari Langit di Kalteng, Begini Penjelasan BMKG

Dari situlah teleskop akan mengikuti gerak objek yang dimaksud pengguna. "Kita masukin data apa saja yang ingin kita lihat. Nah, nanti kita arahkan pada posisi turn out. Setelah itu, nantinya dia (teleskop) akan mengikuti (objek)," ujar dia.

Sementara itu, Suaidi menyadari bahwa untuk melihat hilal tidak dapat dilakukan dengan mata telanjang. Bahkan, meski sudah menggunakan teleskop berteknologi super, pihaknya masih memerlukan beberapa alat bantu lainnya, seperti kamera.

Kamera yang digunakan BMKG untuk menangkap gambar hilal berjenis Cannon DSLR tipe EOS 500D. "Karena hilal itu sangat tipis, maka kita pakai teknologi image processing untuk mengaktifkan warna hilal," tuturnya.

Dengan demikian, lanjut Suaidi, ketika ada hilal maka langsung kita capture dan melakukan proses manipulasi warna. "Inilah kita lakukan di komputer, bukan di teropong," terang Suaidi.

Selain dua teleskop dan kamera, peralatan lain yang dilibatkan BMKG untuk menangkap hilal antara lain Detector Prime Focus, Kompas Brunton, GPS Garmin 76cCSX, Baffle Tabung, serta program pemrosesan citra Hilal berupa Astro Photography Tools (APT) V. 3.31, Adobe Photoshop CS6/ Photoscape, Splitcam, Manycam, dan Adobe Flash Media. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya