REVIEW: VivoBook S400C, Notebook Windows 8 Berlayar Sentuh
- ultrabooknews
VIVAnews - Microsoft bergerak cepat dengan sistem operasi barunya, Windows 8. Berbeda dengan sistem operasi pendahulunya, kali ini perusahaan teknologi yang berbasis di Redmond, Washington ini langsung menggandeng para pembuat perangkat untuk menanamkan sistem operasi Windows 8 di berbagai perangkat, dari notebook sampai tablet.
Â
ASUS juga menjadi salah satu vendor yang menjadi andalan Microsoft untuk mempopulerkan Windows 8. Salah satu perangkat notebook yang menjalankan Windows 8 ini adalah ASUS VivoBook S400.
Â
Karakteristik khas dari perangkat yang menjalankan Windows 8 ini yaitu pengalaman layar sentuh yang intuitif. Tentu ini menjadi pengalaman pengguna yang baru untuk menjalankan layar sentuh di perangkat notebook.
Vivobook ini pun menjadi produk yang unik, dengan perpaduan kekuatan prosesor Intel generasi ketiga Ivy Bridge, sistem operasi Windows 8, dan elegannya desain khas ASUS.
Seperti apa kecanggihannya? Berikut paparannya:
Desain dan Fitur
VivoBook S400 membawa konsep ultrabook, yang mengedepankan ketipisan dan beban yang ringan. Ketebalan tertinggi hanya 2,1 cm dengan panjang dan lebar 33,9 x 23,9 cm. serta berat 1,9 kg. Meski kategori ultrabook, tapi beratnya melebihi kategori yang didefinisikan Intel, yaitu antara 1,2 sampai 1,36 kg.
Â
Notebook ini tampil dengan desain yang simple, dengan ukuran layar 14 inci. Ini membuat banyak ruang yang luas untuk keyboard, area palm rest (area telapak tangan), juga touchpad.
Â
Layar 14 inchi VivoBook S400 hadir dengan layar sentuh intuitif frameless, dengan resolusi 1366 x 768 p. Ini membuat tampilan gambar di ultrabook ini terlihat tajam.
Dengan konsep baru Windows 8 dengan kekhasan tile, tentu gambar tajam semakin memuaskan untuk merasakan pengalaman baru di Windows 8. Selain itu, selain inovasi touchscreen, layar juga hadir dalam materi solid, yang tahan dengan goresan.
Â
Dengan demikian saat mengeksplorasi layar notebook ini, pengguna dapat merasakan sensasi sentuhan ala tablet.
Â
Ruang keyboard hampir merata dan tuts cukup lebar dan empuk. Jarak antar tuts juga terjaga dengan baik, sehingga meminimalisir kesalahan ketik akibat sempitnya ruang papan ketik. Namun, keyboard ini tidak hadir dengan backlit, sehingga agak sulit digunakan saat gelap.
Â
Jika pengguna bosan dengan pengalaman layar sentuhnya, masih ada touchpad yang responsif seperti saat jari menyentuh layar. Area palm rest cukup nyaman dan luas, tidak begitu licin, cukup untuk menampung kedua tangan.
Â
Tak hanya layar, bagian luar notebook ini juga terbuat dari materi yang solid. Bagian depan dibuat halus dan menarik mata.
Â
Meski desain simpel, perangkat ini hadir dengan konektivitas lengkap. Sisi kiri terdapat dua port USB, audio jack dan ruang SD card. Sisi kanan input power, VGA, port HDMI, USB 3.0 dan LAN.
Â
Performa:
Â
Dalam notebook ini dibenamkan prosesor dari Intel, Ivy Bridge Dual Core i3, juga dukungan Intel Grafis HD 4000. Sehingga proses kinerja responsif, saat dicoba untuk menjalankan game dan aplikasi, serta tidak timbul lag saat digunakan browsing. Seri grafis Intel tersebut juga membuat tampilan gambar tajam.
Â
Sebagai ketegori ultrabook, VivoBook S400 ini tentu menawarkan kecepatan instant on. Namun saat beberapa kali dicoba mencapai 4 detik. Untuk shutdown butuh 3,93 detik. Dari mode sleep on menuju menu utama butuh waktu 3,98 detik, dan untuk restart mencapai 1 menit.
Â
Dalam pengukuran windows Experience Index, dengan skala tertinggi 9,9, prosesor memiliki skor 6,3. Memory RAM mempunyai skor 5,9 per detik, grafis game untuk 3D dan performa grafis game mencapai 6,2 dan rata-rata transfer data hard disk mencapai skor 5,9.
Â
Meski demikian, performa grafis desktop menempati skor terendah, dengan skor 4,7.
Daya menajemen baterai mampu bertahan dalam 4 jam untuk memasok browsing, streaming ringan dan normal. Sedangkan untuk pengisian baterai cukup dibutuhkan 2 jam.
Â
Inovasi ASUS SonicMaster audio yang dihasilkan cukup memuaskan. Audio yang dibenamkan menghasilkan suara yang terdengar nyaring dan tak cempreng, meski letak sound berada di bagian bawah sisi kiri dan kanan notebook.
Â
Windows 8:
Â
Sistem operasi baru ini memberikan pengalaman yang berbeda. Desain antarmuka hadir dalam bentuk variasi tile, termasuk tile bersifat live dan update.
Live tile ini misalnya ada di tampilan tile akun jejaring sosial, mesin pencari, portal berita, email, sampai pergerakan saham. Tile juga dapat dikustomisasi, diubah letak dan default sesuai keinginan pengguna.
Â
Sesuai khas Windows 8, untuk mengakses tile-tile tersebut tentu lebih baik dengan melakukan sentuhan. Untuk sistem operasi ini, pengguna bisa melakukan swap untuk menggeser tampilan antarmuka. Selain itu, navigasi antarmuka juga bisa dilakukan dengan touchpad.
Â
Untuk memulai ke menu utama, pengguna tinggal melakukan swap ringan di bagian kiri layar atau arahkan kursor, nanti akan muncul beberapa opsi pencarian berbasis aplikasi, pengaturan file, dan lainnnya. Dalam opsi default ini juga tampil opsi sharing ke berbagai perangkat maupun pengaturan dan notifikasi notebook. Cukup dengan satu sentuhan.
Bagi pengguna Windows 7, tentu masih butuh adaptasi lama untuk terbiasa ke Windows 8. Saat ingin masuk ke mode desktop, Anda bisa mengklik salah satu tile yang merupakan shortcut ke desktop. Tapi begitu masuk ke desktop, banyak perubahan yang biasanya ada, tapi tak lagi digunakan di Windows 8. Misalnya saja start menu.Â
Untuk bisa akses aplikasi, Anda bisa menelusuri melalui fitur search yang muncul dari sisi kanan layar. Namun, jika Anda menelusuri berbagai tips dan trik tentang Windows 8 di berbagai situs internet, maka Anda akan menemukan betapa menariknya sistem operasi ini, walaupun adaptasi membutuhkan waktu cukup lama.
Meski inovatif, tapi untuk multitasking pengguna harus bekerja keras. Misalnya jika pengguna ingin mengetik menggunakan aplikasi notepad, tapi secara bersamaan membuka suatu halaman situs, maka tampilan salah satu aplikasi akan minimaze. Tapi ternyata, ini hanya berlaku untuk browser non-Microsoft. Sebab, multitasking bisa dilakukan saat membuka Internet Explorer, yang merupakan browser bawaan Microsoft.
Â
Windows 8 juga memungkinkan sinkronisasi dengan berbagai perangkat berbasis Windows 8. Cukup plug in, setelah notifikasi akan muncul dalam tile. Kemudian, update file-file perangkat akan berjalan secara otomatis.
Â
Tentu ini akan menjadi andalan Microsoft untuk menciptakan ekosistem berbasis Windows. Apalagi jika pengguna Windows 8 juga menggunakan perangkat Windows Phone 8, maka ekosistem ini akan terasa lebih bermanfaat, sebab pengaturan data akan mudah dilakukan.
Kelebihan:
Â
- Layar sentuh intuitif dengan pengalaman sentuhan Windows 8
- Sinkronisasi ke berbagai perangkat berbasis Windows
- Desain yang simpel dan luas
- Ekosistem antar-perangkat
Kekurangan:
Â
- Daya baterai hanya bertahan 4 jam
- Bekas jari terlihat di layar, apalagi saat layar dalam keadaan mati
Spesifikasi:
Â
Dimensi: 33,9x23.9x 2,1 cm
Â
Berat: 1,9 Kg
Sistem Operasi: Windows 8
Layar: 14 inchi, resolusi 1366x768, 111 Ppi
Keyboard: chiclet
Mouse: touchpad  Â
Prosesor: Intel Ivy Bridge Core i3-3217U
Grafis: Intel HD Graphics 4000
Memori: 1600 MHz DDR 3 4 GB, SSD 24 GB
Konektivitas : 2 port USB, 1 USB 3.0, WiFi (eh)