5 Negara Punya Satelit Spionase, Nomor Terakhir untuk Jajah Palestina
- Angkatan Udara AS
Jakarta – Banyak negara melakukan perlombaan untuk memperkuat peralatan dan perlengkapan militer tidak hanya di darat, laut dan udara, tetapi juga di angkasa. Mereka mengirimkan satelit militer untuk kepentingan spionase di orbit Bumi.
Melansir worldatlas, Rabu, 14 Juni 2023, Raterdapat sekitar 950 satelit dari berbagai jenis di orbit Bumi. Jumlah total satelit militer di dunia diperkirakan mencapai 320 dengan beberapa negara memiliki beberapa sementara lainnya digunakan untuk kepentingan komersial.
Berikut deretan negara yang memiliki satelit spionase untuk mengumpulkan data intelijen dan melaksanakan misi rahasia.
1. Amerika Serikat
AS memiliki 123 satelit militer. Proyek satelit militer formal pertama dibuat dan diluncurkan di AS pada 1950-an. Proyek satelit spionase pertama AS dikenal dengan nama Sistem Senjata 117L.
Satelit awal yang diluncurkan diberi nama Discoverer dan digunakan untuk mengamati Bumi dan mengambil gambar. Pada 28 Februari 1959, satelit pertama, Discoverer-1 diluncurkan.
Ada beberapa proyek satelit spionase AS termasuk Corona, Canyon, Aquacade, Orion, Magnum, dan Trumpet. Satelit terbaru yang akan diluncurkan adalah Wideband Global SATCOM (WGS-9). Satelit itu diproduksi oleh Boeing. Satelit akan digunakan untuk komunikasi spionase.
Untuk satelit mata-mata yang menghebohkan adalah NROL-44. Itu merupakan proyek rahasia besar baik dalam ukuran maupun fakta. Selain itu, satelit mata-mata AS lainnya disebut Orion atau dikenal sebagai Mentor atau Advanced Orion) yang mulai beroperasi pada 1995.
"NROL-44 merupakan satelit intelijen sinyal, atau SIGINT, yang sangat besar", kata David Baker, mantan ilmuwan NASA yang bekerja pada misi Apollo dan Shuttle, dilansir DW.
Satelit mata-mata menampung ratusan ribu panggilan telepon seluler atau menjelajahi web gelap untuk mencari aktivitas teroris.
“Perpindahan dari komunikasi kabel ke digital dan nirkabel adalah anugerah bagi pemerintah karena Anda tidak dapat memotong kabel dari satelit, tetapi Anda benar-benar dapat mengambil menara ponsel yang memancarkan hal ini ke atmosfer. Dibutuhkan antena besar, tetapi Anda dapat duduk di satu tempat dan mendengarkan semua lalu lintas komunikasi," kata Baker.
2. Rusia
Rusia memiliki 74 satelit militer. Rusia saat masih berstatus sebagai Uni Soviet memulai program stasiun ruang angkasa militer pada 1960-an. Program itu dikenal sebagai Almaz dan tertarik menggunakan stasiun ruang angkasa, bukan satelit.
Program ini aktif sejak tahun 1973 hingga 1976 dengan didirikannya tiga stasiun bernama Salyut 2, 3, dan Salyut 5.
Program tersebut kemudian ditinggalkan karena stasiun memiliki biaya pemeliharaannya lebih mahal dibandingkan dengan satelit otomatis. Pada 16 Maret 1962, Rusia meluncurkan satelit pertamanya yang diberi nama Kosmos 1.
Pada 2 Desember 2017, Rusia meluncurkan satelit terbarunya yang digunakan untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan rudal yang menyerang negaranya. Satelit juga akan memperingatkan pemerintah untuk menyerang rudal. Satelit tersebut diberi nama Kosmos 2524.
3. China
China memiliki 68 satelit yang ditetapkan untuk penggunaan militer. Program luar angkasa China sudah ada sejak tahun 1950-an. Satelit yang dioperasikan militer diberi nama Yaogan.
Yaogan 30D, 30E, dan 30F diluncurkan pada 24 November 2017. Ketiganya dikatakan eksperimental dan akan digunakan untuk pengumpulan data intelijen. Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) memiliki dan menjalankan satelit spionase tersebut.
Institut Penelitian Satelit Mikro terus memproduksi satelit mata-mata satelit. Satelit Yaogan terbaru diperkirakan berukuran kecil, berisi sensor yang lebih tajam dan mampu melakukan survei di ketinggian yang lebih rendah.
4. Prancis
Prancis memiliki 8 satelit spionase. Salah satelit spionase milik Prancis adalah Helios IIA. Itu satelit awal dalam sistem pengamatan pesawat luar angkasa pertahanan dan keamanan generasi kedua Prancis.
Itu dikembangkan bersama Belgia dan Spanyol. Helios IIA memiliki berat sekitar 4.200 kg. Itu diproduksi oleh EADS Astrium sebagai kontraktor utama, termasuk Alcatel Space, yang bertanggung jawab atas instrumen pencitraan resolusi tinggi.
5. Israel
Israel menggunakan 8 satelit militer untuk menjajah Palestina. Mereka juga menggunakan satelit untuk mendeteksi pergerakan pejuang Hamas dan Palestina yang hendak meluncurkan rudal ke wilayah Palestina.
Israel menempatkan versi baru dari satelit mata-mata Ofek ke orbit pada hari Rabu, dengan Kementerian Pertahanan mengatakan akan meningkatkan pemantauan regional sepanjang waktu karena negara itu bersiap untuk kemungkinan konfrontasi dengan Iran.
Pada Maret 2023 lalu, Israel meluncurkan satelit spionasenya terbaru. Ofek-13, diproduksi oleh Israel Aerospace Industries (IAI), merupakan satelit yang terbaru dari serangkaian satelit produksi lokal yang pertama kali diluncurkan ke orbit pada 1988.
Itu diluncurkan dengan rudal Shavit di atas Laut Mediterania, lintasan ke barat yang biasanya dipilih Israel sebagai tindakan pencegahan terhadap teknologi sensitif yang jatuh ke tangan tetangga Timur
Tengah yang bermusuhan. CEO IAI Boaz Levy mengatakan Ofek-13 merupakan satelit yang paling canggih dari jenisnya. Ofek-13 memiliki kemampuan observasi radar yang unik, dan akan memungkinkan pengumpulan intelijen dalam segala cuaca dan kondisi visibilitas.