Cara Mencegah Bencana Alam, Enggak Perlu Teknologi Canggih

Ilustrasi longsor.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Maulana Surya

VIVA – Air bersih menjadi salah satu unsur yang dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup. Sayangnya, pembangunan yang tidak mementingkan kelestarian alam, membuat sumber daya ini semakin berkurang ketersediaannya.

Membangun Kota Hijau, Peran ESG dalam Perencanaan Properti

Banyak alat dibuat untuk bisa mendapatkan air bersih, bahkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI sudah mengembangkan teknologi canggih yang bisa mengubah air kotor menjadi layak pakai.

Alat tersebut diberi nama Banyu Mili, yang cara kerjanya memanfaatkan panas matahari dan beberapa material penyaring air. Sumber tenaganya berasal dari sinar matahari dan ukurannya tidak besar, sehingga bisa dipindah sesuai kebutuhan.

Gibran Minta Menpar Gelar Event hingga Convention di Lokasi Pasca-Bencana Guna Pulihkan Ekonomi Setempat

Ada cara lain yang lebih sederhana, namun membutuhkan waktu tidak sebentar untuk bisa memiliki sumber air sekaligus menjaga lingkungan dari bencana. Yaitu, dengan memperluas wilayah resapan melalui penanaman pohon.

“Penanaman pohon ini juga akan lebih efektif meningkatkan hasil air tanah secara signifikan, ketika ditanam pada lahan kosong. Selain itu, jenis pohon yang akan ditanam juga harus diperhatikan,” tutur Peneliti Ahli Utama Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS Surakarta, Irfan Budi Pramono.

Gemuk Lemak atau Gemuk Air? Kenali Perbedaannya dan Cara Mengatasinya

Adanya pohon juga bisa mengurangi kandungan Karbondioksida (CO2) dalam udara, serta mengeluarkan Oksigen (O2) ke udara yang dipergunakan manusia untuk bernafas. Bahkan, pohon juga menjadi pahlawan lingkungan, dengan menjaga agar hutan tidak banjir dan longsor.

“Penanaman pohon juga dimaksudkan untuk konservasi sumber daya air dan menjaga ketersediaan air, yang bermanfaat untuk masyarakat saat ini dan masa depan. Selain itu juga, untuk mengembalikan jumlah air yang dipakai di setiap pabrik Le Minerale,” ungkap Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya, Ronald Atmadja.

“Program Extended Producer Responsibility tahunan penanaman pohon sudah dimulai sejak 2015. Sampai tahun ini, jumlah pohon yang ditanam akan mencapai lebih dari 100 ribu pohon. Komitmen kami untuk menaman lebih dari 500 ribu pohon untuk tiga tahun ke depan,” kata dia menambahkan.

Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq melakukan inspeksi mendadak ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Muara Fajar, Pekanbaru, Riau, Sabtu, 23 November 2024.

Sidak TPA Muara Fajar, Menteri LH Tegaskan Pemda Harus Gercep Tangani Masalah Sampah

Menteri Lingkungan Hidup melakukan inspeksi mendadak TPA Muara Fajar, Kota Pekanbaru. Dia menyoroti pengelolaan sampah yang dinilai sudah sangat darurat dan mendesak.

img_title
VIVA.co.id
24 November 2024