9 Kesalahan Pengguna LinkedIn saat Cari Kerja, Nomor 2 Kebangetan

Media sosial LinkedIn.
Sumber :
  • REUTERS/Robert Galbraith

VIVA – LinkedIn adalah sebuah wadah yang dapat mempertemukan perekrut maupun mereka yang sedang mencari kerja.

Pelatih karir, Marc Dickstein dan Evangelis Leclaire, memaparkan 9 kesalahan umum yang kerap dilakukan pencari kerja di LinkedIn, seperti dikutip dari Business Insider, Jumat, 14 September 2018.

9. Tidak Menghubungkan Headline dengan Lainnya

"Daripada mengatakan bahwa Anda hanya seorang insinyur perangkat lunak, katakanlah dengan bahasa pemrograman atau bidang apa yang Anda khususkan," kata Dickstein.

Ia juga mengatakan pencari kerja bisa menyebutkan bahwa dirinya adalah wartawan yang menangani industri manufaktur.

8. Malas Menulis Deskripsi

Ringkasan harus berisi mengenai kesenangan dan kegembiraan Anda terhadap hal yang sudah dilakukan maupun yang belum dilakukan. Gunakan LinkedIn untuk menyoroti bagian paling menarik dalam karir, apa yang disukai, dan apa yang dicari.

7. Foto yang Tidak Profesional

“Jika profil LinkedIn Anda telanjang dan gambar terlihat seperti terpotong dari foto grup seperti pernikahan keluarga, maka perekrut akan melewatinya,” jelas Leclaire.

Ia menegaskan tidak perlu menyewa seorang fotografer profesional, namun pastikan posisi kepala terlihat.

Buatlah latar belakang sederhana, wajah yang ditunjukkan dengan jelas, dan mengenakan pakaian bisnis kasual.

6. Tidak Perlu jelaskan Keunggulan pada Karir Sebelumnya

Nama perusahaan dan jabatan lama pencari kerja tidak secara efektif menggambarkan pencapaian.

Perekrut justru ingin memahami tantangan yang dihadapi, serta taktik yang digunakan pencari kerja.

5. Tidak Punya Rekomendasi

Dazul Herman Ditunjuk Jadi Dirut Krakatau Sarana Properti

Anda tidak perlu banyak rekomendasi. Namun setidaknya masukkan beberapa rekan kerja, baik dahulu maupun sekarang. Mintalah mereka untuk menjadi 'alat dagang' Anda.

4. Tidak Posting Pembaruan

Pupuk Kaltim Tegaskan Penerapan SNI Tingkatkan Daya Saing Perusahaan

Direktur Eksekutif Syracuse University Office of Alumni Engagement, Kim Infanti, mengatakan bahwa pengguna harus mem-posting minimal seminggu sekali, namun jangan juga terlalu sering.

Pengguna bisa mencoba menulis artikel untuk memamerkan keahlian mereka. Artikel-artikel ini bisa mendapatkan ribuan pandangan.

Industri Plastik dan Karet Indonesia Didorong Akselerasi Penerapan Ekonomi Hijau

3. Tidak Punya Hobi atau Minat Apapun di Profil

"Bahkan jika kebenarannya adalah Anda bekerja sepanjang waktu, ceritakan sedikit tentang minat dan hal-hal yang terjadi dalam hidup dan karir. Siapa dan apa yang Anda ikuti akan menunjukkan apa yang Anda pedulikan," ujar Infanti.

2. Tidak Memanfaatkan Alat Pencarian LinkedIn

"Temukan yang cocok satu sama lain. Banyak perekrut mengkhususkan pada pekerjaan dalam industri, peran, dan wilayah tertentu,” ujar Dickstein dan Leclaire.

1. Tidak Mengembangkan Hubungan dengan Perekrut

“Ajukan pertanyaan tentang prioritas mereka dan apa yang mereka fokuskan. Jelajahi bagaimana Anda dapat membantu, menambah nilai, dan menetapkan harapan tentang seberapa berkesannya Anda melakukan pekerjaan itu," jelas ketiga pakar karir tersebut. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya