4 Fakta Tentang Raksasa Teknologi Xiaomi, 'Apple dari Timur'

CEO Xiaomi Lei Jun.
Sumber :
  • REUTERS/Jason Lee

VIVA – Raksasa teknologi Xiaomi berdiri pada 6 April 2010 di ibu kota Beijing, China. Perusahaan yang dipimpin Lei Jun ini dengan cepat menjadi raksasa teknologi global.

Incar Dana Segar Rp 4,71 Triliun dari IPO, MR DIY Pakai Buat Bayar Utang hingga Buka Toko Baru

Saat ini Xiaomi sebagai pemain ponsel pintar atau smartphone terbesar keempat di dunia.

Lalu, menurut perusahaan peneliti pasar International Data Corporation (IDC), Xiaomi sempat menduduki posisi ketiga, di belakang Apple dan Samsung, sebelum menyerahkan 'kursinya' ke perusahaan China lainnya, Huawei.

Konglomerat Sugiman Halim Investasi Jumbo Saham BOAT, Kepemilikannya Naik Jadi 10,51 Persen

Produk yang dihasilkan Xiaomi tak hanya terbatas pada smartphone. Tapi juga produk seperti jam tangan pintar atau smart watch, video dan musik streaming, dompet, bantal, hingga penanak nasi.

Xiaomi Redmi Note 5.

IHSG Ditutup Menguat ke Level 7.321, Saham Emiten yang Baru IPO Ini Langsung Melesat

Salah satu smartphone besutan Xiaomi.

Meski begitu, sebagian besar pendapatan Xiaomi berasal dari smartphone. Pada 2017, penjualan Xiaomi tumbuh lebih dari 67 persen dari tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Karena melesatnya bisnis Xiaomi inilah membuat beberapa pengamat menyebutnya sebagai "Phoenix China". Seperti dikutip CNBC, Jumat, 29 Juni 2018, berikut 4 hal yang harus diketahui dari Xiaomi:

Kurang Dikenal di AS

Meskipun Xiaomi kurang dikenal oleh pelanggan di Amerika Serikat, namun perusahaan ini aktif di 74 pasar global, memiliki hampir 15 ribu karyawan, serta mempunyai lebih dari 300 juta pengguna yang memakai produk dan layanannya.

Toko Pertama Xiaomi di Paris, Prancis.

Xiaomi buka toko perdana di Prancis.

Menurut Kepala Bisnis Internasional Xiaomi, Wang Xiang menyebut, cepat atau lambat, Xiaomi berencana akan memasuki pasar negeri Paman Sam.

Dijuluki 'Apple of China'

Seperti banyak perusahaan lainnya, Xiaomi ingin agar produk smartphone mereka menjadi awal dari seluruh ekosistem teknologi bagi pengguna.

Strategi pasar ini membuat Xiaomi dijuluki 'Apple of China'. Julukan Apple-nya China ini pun tak didapat sembarangan. Sebab, sebutan seperti itu diberikan lantaran Xiaomi memiliki basis pengguna yang sangat loyal, Mi Fan, seperti halnya Apple Fan Boy.

Ogah Beriklan

Ketika pertama kali berdiri delapan tahun lalu, Xiaomi hanya menjual produknya langsung ke konsumen online sebagai upaya untuk mengurangi biaya operasional yang tinggi.

Mereka menghindari menghabiskan uang untuk beriklan dan mengandalkan pelanggan setia untuk menyebarkan berita tentang produk Xioami.

Meski melakukan strategi 'ikat pinggang' tapi penjualan mereka sempat turun pada 2016. Hal ini dikarenakan kompetitor banyak menerapkan strategi penjualan berbiaya rendah untuk menjangkau pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan setia.

Sepeda listrik Xiaomi

Sepeda Listrik Xiaomi, Himo.

Kesulitan makin menjadi lantaran Xiaomi tidak bisa menjangkau kota-kota kecil di China. Pasca 2016, semuanya berubah.

Bahkan saat ini Xiaomi memperluas ekspansinya dengan membuka toko di sejumlah negara di Eropa seperti Milan di Italia, Paris di Prancis, dan Barcelona di Spanyol.

Khusus Inggris, Xiaomi membentuk kemitraan ritel di negeri Ratu Elizabeth II itu. Ke depannya, Xiaomi berencana untuk membuka 2.000 toko di seluruh dunia, di mana jumlah ini hanya setengahnya dengan yang ada di China.

Berkah dari Turunnya Penjualan Smartphone Global

Penjualan smartphone global yang menurun pada tahun lalu untuk pertama kalinya sejak 2009 menjadi berkah bagi Xiaomi.

Sementara industri teknologi komunikasi merasa khawatir kalau produk smartphone mereka tak laku dijual, penjualan global Xiaomi malah sebaliknya.

AR Emoji di Samsung Galaxy S9 Plus.

Samsung Galaxy 9 Plus.

Penjualan mereka melonjak 88 persen pada kuartal I 2018, di atas Samsung dan Apple. Adapun di negaranya, China, memasuki kuartal pertama di tahun ini juga ikut terimbas dengan mengalami penurunan penjualan sebesar 21 persen.

Dengan sederet prestasi, Lei Jun memberanikan diri membawa Xiaomi bergabung dengan Alibaba di papan bursa saham melalui mekanisme penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) di Hong Kong pada awal Juli 2018.

IPO Xiaomi diharapkan menjadi IPO terbesar di dunia sejak Alibaba go public di New York, AS, pada 2014.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya