2017, BPPT Pamer Pendapatan Lebih dari Rp200 Miliar
- Twitter/@BPPT_HUMAS
VIVA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menutup tahun dengan mengumbar capaian-capaian sepanjang 2017. Setidaknya ada 11 inovasi yang diciptakan oleh BPPT dan itu sudah dikomersialkan alias dihilirisasi.
"BPPT selalu berupaya agar inovasi dan layanan teknologi memiliki peran yang sangat strategis dalam mendorong peningkatan kompetensi daya saing nasional, yang bermuara pada percepatan pembangunan nasional," ujar Kepala BPPT, Unggul Priyanto di Gedung BPPT, Jakarta, Rabu, 20 Desember 2017.
Unggul menyebut, berkat inovasi-inovasi tersebut, tahun ini BPPT mendapat pemasukan lebih dari Rp200 miliar. Rinciannya adalah gabungan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Badan Layanan Umum (BLU).
Adapun 11 inovasi di 2017 yaitu produksi dan komersialisasi implan tulang, produksi biskuit untuk pangan darurat, produksi dan komersialisasi mesin kopi sangrai, komersialisasi mi dan beras berbasis tepung lokal, produksi zinc stearate, dan produksi rubber airbag. Selain itu, ekstruder mi, bio peat, beta glucan, xilanase, dan terakhir bahan baku tanaman obat.
Nah, sebagian dari inovasi-inovasi tersebut sudah terjual dan menghasilkan uang. Contohnya saja teknologi implan tulang, BPPT mendapat royalti 10 persen dari penjualan. Dalam hal produksi dan komersialisasi, BPPT bermitra dengan PT Zenith.
Lalu, mesin kopi sangrai, BPPT mendapat royalti 15 persen dari penjualan. Produksi dan komersialisasi bermitra dengan PT Asindo Tech.
"Memang ada yang sudah jalan produksi. Ada yang beli tapi ada yang di pabrik baru jadi. Ada juga yang baru jualan tahun depan, nanti royalti diperoleh tahun depan," tutur Unggul.