Canggihnya Typhoon, Jet Tempur yang Pernah Ditawar ke RI
- REUTERS.com
VIVA – Pembelian dua skuadron atau 24 unit jet tempur canggih buatan Inggris, Eurofighter Typhoon, oleh Qatar memang membuat geger negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Apalagi, salah satu negeri kaya minyak itu sedang 'dihukum' negara-negara sekitar lantaran dituding menyokong gerakan ekstremisme dan terorisme.
Sebenarnya, apa yang ditakutkan dari pesawat generasi keempat buatan BAE Systems ini?
Mengutip situs Russia Beyond The Headlines, Selasa, 12 Desember 2017, Typhoon, yang resmi diperkenalkan ke publik sejak 4 Agustus 2003, dibuat untuk menjawab kebutuhan angkatan udara di seluruh Eropa, terutama Inggris.
Selain itu, keberadaan Typhoon untuk menyaingi pesawat F/A-18 Hornet buatan McDonnell Douglas, Amerika Serikat. Jet tempur ini sudah dilengkapi Euroradar CAPTOR, yang mampu mendeteksi dan menghabisi musuh di darat.
Sejak 2013, radar jenis AESA ini sudah diperbarui dengan jenis CAPTOR-E dengan kemampuan yang lebih ditingkatkan. Demi mendukung serangan udara, Typhoon dipasang radar pengendus inframerah udara pasif (PIRATE).
Alat ini mampu mencium jejak musuh yang bergerak di udara dan darat hingga 200 target untuk mode yang berbeda-beda.
Saat berada di udara, Typhoon mampu melesat dengan kecepatan 2,495 km per jam dan menempuh jarak sejauh 2.900 km.
Pada 2015, Typhoon pernah ditawarkan ke TNI Angkatan Udara untuk menggantikan skadron pesawat tempur F-5 Tiger.
Head of Industrial Offset Eurofighter, Martin Elbourne, mengklaim produknya lebih hemat bahan bakar dibanding kompetitor mereka.
Pesaing Typhoon di antaranya Su-35 asal Rusia, F-16 Lockheed Martin asal AS, Dassault Rafale buatan Prancis, serta Saab AB asal Swedia dengan Gripen. Namun, pemerintah Indonesia menjatuhkan pilihannya ke Su-35. (ase)