Pakai Smartphone Berlebihan Picu Bunuh Diri?

Ilustrasi main gadget dan chatting
Sumber :
  • Pixabay/DariuszSankowski

VIVA – Mulai saat ini orang tua harus benar-benar memperhatikan waktu penggunaan smartphone pada anak. Menurut penelitian terbaru, semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja untuk smartphone semakin besar kemungkinan mereka merasa tertekan dan mencoba bunuh diri.

Menkomdigi Meutya Hafid Imbau Pelajar Main Gadget Maksimal 8 Jam Sehari, Biar Mental Sehat

Waktu menggunakan smartphone harus dianggap sebagai faktor risiko depresi dan bunuh diri modern, kata rekan penulis studi Thomas Joiner, Profesor di Florida State University di AS.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Clinical Psychological Science, menunjukkan bahwa mereka yang lebih fokus pada kegiatan lain seperti olahraga dan olah raga, berbicara dengan teman tatap muka dan melakukan pekerjaan rumah lebih cenderung bahagia.

Atasi Kecanduan Gadget pada Anak dengan Pemrograman Inovatif

"Ada hubungan yang menyangkut antara waktu penggunaan smartphone yang berlebihan dan risiko kematian karena bunuh diri, depresi, ide bunuh diri dan usaha bunuh diri," kata Joiner, seperti dilansir Indianexpress.

"Semua masalah kesehatan mental itu sangat serius. Saya pikir itu adalah sesuatu yang harus dipikirkan orang tua, "kata Joiner.

Panduan Menjaga Kesehatan Mata bagi Pengguna Gadget

Joiner menambahkan orang tua seharusnya tidak berpikir mereka perlu mengambil smartphone anak-anak mereka dan perangkat elektronik lainnya. Tapi membatasi waktunya sampai satu atau dua jam sehari akan membawa anak ke zona yang aman secara statistik.

"Ini benar-benar tidak realistis dan mungkin bahkan tidak baik untuk berpikir anak-anak akan berhenti menggunakan smartphone,” kata Joiner.

"Sebaiknya waktunya yang dikurangi. Orangtua harus mencoba membuat aktivitas lain semenarik mungkin karena banyak dari mereka yang menarik,” tambah Joiner.

Menurut statistik Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS, tingkat bunuh diri meningkat 31 persen di antara remaja dari 2010 hingga 2015. Sebuah survei nasional AS menunjukkan bahwa jumlah remaja yang melaporkan gejala depresi berat meningkat 33 persen.

Menganalisis data ini, studi tersebut menemukan bahwa peningkatan masalah kesehatan mental di kalangan remaja sejak 2010 di Amerika Serikat bertepatan dengan peningkatan kepemilikan ponsel.

Pada tahun 2012, sekitar setengah dari orang Amerika memiliki smartphone. Pada tahun 2015, 92 persen remaja dan dewasa memiliki satu, dan waktu layar mereka juga meningkat.

Para periset menemukan bahwa 48 persen remaja yang menghabiskan lima atau lebih jam per hari di perangkat elektronik melaporkan perilaku terkait bunuh diri.

Hasilnya jelas menunjukkan bahwa remaja yang menghabiskan lebih banyak waktu di perangkat lebih cenderung tidak bahagia, kata Profesor Jean Twenge dari San Diego State University.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya