Gojek, Bukalapak Lihat Sisi Lain dari Milenial Kutu Loncat
- REUTERS/Alvin Baez
VIVA – Generasi milenial atau generasi kekinian atau kids zaman now dinilai kurang menghargai nilai profesionalisme. Hal ini dikarenakan banyaknya generasi tersebut pindah-pindah pekerjaan. Generasi ini pun kerap dijuluki 'kutu loncat'.
Di mata CEO Bukapalak, Achmad Zaky, istilah kutu loncat harus dilihat dari dua perspektif.
"Apakah karena perusahaannya yang tidak mendukung mereka dalam pengembangan karir atau mereka sendiri lah yang tidak memiliki kemampuan sehingga pindah dari perusahaan, " kata dia, dalam Diskusi LinkedIn, di Jakarta, Rabu, 1 November 2017.
Ia pun menegaskan bahwa tidak semua generasi milenial kutu loncat. Zaky lalu mencontohkan perusahannya.
"Kita punya 1.000 karyawan, di mana 90 persennya generasi milenial. Mereka loyal dengan kita. Kalau perusahaannya loyal dan apresiasi mereka, lalu karyawannya perform, saya rasa tidak akan ada kutu loncat. Kedua belah pihak saling menguntungkan " paparnya.
Ia juga mengingatkan, perusahaan yang tidak peduli dengan karyawannya lambat laun kinerjanya akan turun. Begitu pula sebaliknya.
Pada kesempatan yang sama, Vice President PT Gojek Indonesia, Dayu Dara Permata menuturkan, fenomena kutu loncat ini harus dipahami oleh perusahaan. Sebab, tidak semua orang yang pindah kerja dengan cepat diberi predikat demikian.
"We (perusahaan) must knowing that. Artinya, kalau mereka ini performanya bagus dan jaringannya kuat, ya, harus diapresiasi. Karena memang banyak di antara mereka cepat bosan atau bisa berubah haluan, " tutur Dara.