Gesek Ganda Kartu ATM Berbahaya, Pakar Teknologi: Itu Mitos
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA.co.id – Pakar teknologi Richardus Eko Indrajit tidak sepakat jika penggesekan ganda saat melakukan transaksi menggunakan kartu non-tunai, baik ATM/debit atau kredit, bisa membocorkan data pribadi pengguna.
Menurut Eko, tidak mungkin sebuah perusahaan tidak mempersiapkan segala kemungkinan terburuk ketika membuat sebuah produk. Terlebih, produk itu berkaitan langsung dengan sistem keamanan.
"Logika saja. Tidak mungkin ada sebuah perusahaan mau membahayakan 'jiwanya' dan nasabahnya dengan cara memberikan produk yang dia (perusahaan) tidak pikirkan keamanannya. Itu mitos," kata Eko, di Jakarta, Rabu, 6 September 2017.
Apabila menemui kejanggalan dalam produknya, maka perusahaan bersangkutan tentu bergerak cepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sebab, hal-hal yang berhubungan erat dengan keamanan data pelanggan adalah yang utama, serta mutlak diperhatikan agar tidak merugikan kedua belah pihak.
"Setiap kali ditemukan 'lubang kerawanan', saat itu juga pasti langsung ditutup. Tidak mungkin dibiarkan. Ingat, kerahasiaan itu harus ditangani dengan hati-hati. Karena, kalau kita salah mensosialisasikan nanti jadi berbalik ke kita," kata Eko, yang juga Pimpinan Utama APTIKOM.
Sebelumnya diberitakan bahwa para pengguna kartu kredit yang sering melakukan transaksi melalui penggesekan kartu di merchant diminta untuk waspada.
Sebab, jika tidak hati-hati maka kasus pembobolan kartu dapat terjadi. Hal yang membuat data mudah diduplikasi adalah saat masyarakat melakukan double swipe.
Gesekan pertama dilakukan di mesin Electronic Data Capture (EDC) dan kedua dilakukan di mesin kasir (cash register). (one)