Era Bisnis Digital di Mata Rhenald Kasali
- Antara/ Audy Alwi
VIVA.co.id – Tren perusahaan mengadopsi perangkat mobile (enterprise mobility) untuk meningkatkan performa bisnis, membantu proses pengambilan keputusan di kantor, dan pengumpulan serta penyampaian informasi yang akurat dan real-time.
Selain itu, enterprise mobility juga mengakomodir penggunaan perangkat pribadi untuk bekerja (bring your own device/BYOD).
Meski banyak manfaat, namun, di mata pakar marketing Rhenald Kasali, kegiatan berbasis teknologi mobile mendatangkan berbagai tantangan bagi perusahaan.
"Pasti ada tantangan seperti masalah keamanan data, biaya, dan kompleksitas pengelolaan di tengah cepatnya perubahan teknologi," ujarnya di Jakarta, Rabu 6 September 2017.
Ia pun tidak menampik, bahwa saat ini dunia sedang memasuki zaman serba digital. Fakta ini dibuktikan dengan semakin banyaknya orang yang memanfaatkan internet of things (IoT) dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya smart house maupun smart office.
Rhenald, yang juga pendiri Rumah Perubahan ini juga membahas mengenai era disrupsi (perubahan dinamis) yang didorong oleh kehadiran teknologi digital dan menyebabkan perubahan radikal terhadap model bisnis tradisional. Dengan begitu, tidak lagi relevan menjawab kebutuhan konsumen dan peranan teknologi mobile di dalamnya.
Berdasarkan lembaga riset pasar, International Data Corporation (IDC), dari 1.350 organisasi di seluruh dunia, pemicu utama dari adopsi strategi mobilitas di perusahaan adalah keinginan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan.
Selanjutnya, diikuti dengan keinginan meningkatkan produktivitas karyawan, kemudahan kolaborasi dan menciptakan sumber pendapatan baru.
IDC juga mencatat bahwa implementasi enterprise mobility pada perusahaan di Asia Pasifik sudah masuk ke dalam kategori mature (pengalaman), seiring bergesernya peranan teknologi mobile dari sekadar device centric menjadi penggerak bisnis dan digital workspace. (mus)