Jepang dan China Tak Deteksi Radiasi Bom Hidrogen Korut
- USGS
VIVA.co.id – Dua negara tetangga Korea Utara, Jepang dan China, mengaku belum mendeteksi adanya radiasi atmosfer dari uji coba bom hidrogen milik negeri pimpinan Kim Jong-un tersebut.
Juru Bicara Kantor Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan, tidak ada laporan khusus dari pos pemantauan yang ada di seluruh negeri, atau bahkan, dari sampel udara yang diambil oleh Angkatan Udara Tentara Pertahanan Jepang (Air Self-Defense Force).
Pyongyang sukses menguji coba bom termonuklir itu pada Minggu, 3 September 2017. Pascauji coba, lanjut Suga, Tokyo mengerahkan pesawat "sniffer" atau "pengendus" yang mampu mendeteksi partikel radioaktif.
Pada kesempatan terpisah, Kementerian Lingkungan China, melaporkan tingkat radiasi di daerah perbatasan China-Korea Utara terbilang normal.
"Hasil pemantauan kami memperjelas bahwa uji coba bom hidrogen Korea Utara, hingga saat ini, tidak berdampak terhadap lingkungan seluruh negeri," bunyi keterangan resmi Kementerian Lingkungan Hidup China, mengutip situs Channel News Asia, Senin,4 September 2017.
Uji coba ini sempat menimbulkan kekhawatiran akan adanya kebocoran nuklir setelah Badan Meteorologi dan Geofisika China mendeteksi getaran kedua sesaat setelah gempa awal yang dipicu oleh ledakan besar.
Mereka mencatat bahwa getaran kedua sebesar 4,6 Skala Richter disebabkan oleh reruntuhan bawah tanah. Ledakan yang dihasilkan kali ini jauh lebih besar dari uji coba yang dilaksanakan Pyongyang sebelumnya.
Getaran juga dirasakan oleh penduduk di China dalam radius jarak ratusan kilometer dari perbatasannya dengan Korea Utara.