Rusia Miliki Rudal Jelajah hingga 1.000 Kilometer

Ilustrasi rudal jelajah ditembakkan.
Sumber :
  • REUTERS/Lucy Nicholson

VIVA.co.id – Perusahaan Sistem Rudal Taktis asal Rusia akan menyelesaikan pengembangan rudal jelajah terbaru yang bisa menjangkau wilayah hingga 1.000 kilometer pada 2020.

Jokowi Ingin TNI Kuasai Teknologi Pertahanan

Direktur Operasional Sistem Rudal Taktis, Boris Obnosov, mengatakan, pihaknya tengah berupaya menciptakan rudal subsonik dengan rentang daya jelajah masing-masing 100, 200, 400 dan 1.000 kilometer.

"Kami akan menyelesaikannya dalam 3,5 tahun lagi," kata Obnosov, di sela-sela MAKS-2017 Airshow, seperti dikutip situs Sputniknews, Senin, 24 Juli 2017.

Pilot Tempur Rusia Dimanjakan Kacamata Tembus Pandang Segala Medan

Menurut Buku Putih Pertahanan Rusia, angkatan laut akan menerima rudal jelajah presisi tinggi jarak jauh ini pada 2025 sebagai kekuatan utamanya.

Sistem Rudal Taktis adalah produsen sistem rudal presisi tinggi untuk semua jenis program peluncuran yang berbeda, dan terdiri dari lebih dari 30 perusahaan di seluruh Negeri Beruang Putih.

Militer Negara Serumpun Indonesia Wanti-wanti Teknologi 5G China

Salah satu rudal jelajah Rusia yang paling efektif dan dikenal luas, Kalibr, pertama kali digunakan dalam pertempuran oleh armada Kaspia Rusia yang menargetkan markas kelompok ISIS di Suriah pada November 2015.

Kalibr telah berulang kali ditembakkan dari kapal kelas Buyan-M-Rusia dan kapal selam kelas Varshavyanka melawan target ISIS di Suriah.

Karena, rudal Kalibr memiliki jangkauan operasional hingga 2.500 km, peluncurannya dilakukan dari Laut Kaspia dan Laut Mediterania.

Rusia berhasil menembakkan 26 rudal pada 11 target di 3 kota besar yang dikuasai ISIS yakni Raqqa, Idlib dan Aleppo. Target termasuk pabrik-pabrik senjata, pusat komando, gudang amunisi, penyimpanan senjata, depot bahan bakar dan kamp-kamp pelatihan teroris. (one)

Kepala BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Dwikorita Karnawati

Kepala BMKG: Ledakan Nuklir Bisa Memicu Gempa, Tapi ...

Kepala BMKG menepis rumor di media sosial bahwa gempa di Turki dipicu oleh sebuah teknologi milik AS yang dinamai High-frequency Active Auroral Research Program.

img_title
VIVA.co.id
24 Februari 2023