Pengembang Angry Bird Dibeli China?
VIVA.co.id – Pengembang game mobile Angry Bird, Rovio mengungkapkan rencana perusahaan pada masa depan. Rovio mempertimbangkan kemungkinan akan melantai di bursa untuk ke depannya. Pernyataan itu disampaikan pada akhir pekan lalu. Rovio juga menolak berkomentar soal spekulasi Rovio akan diakuisisi perusahaan investasi asal China, Tencent Holdings.Â
Dikutip dari Reuters, Senin 19 Juni 2017, menurut laporan situs teknologi The Information, sumber anonim mengatakan, Tencent menggali kemungkinan penawaran US$3 miliar untuk mengakuisisi Rovio. Sumber tersebut juga menyatakan, selain isu akuisisi, Rovio kemungkinan menjajaki melepas saham ke publik.
"Kami beserta pemangku kepentingan secara reguler mempelajari alternatif berbeda untuk pengembangan Rovio ke depan," ujar Rovio dalam keterangannya melalui email.Â
Pengembang game mobile asal Finlandia itu menuturkan, salah satu yang dipertimbangkan yakni melantai di bursa. Langkah ini dipandang akan mendongkrak pertumbuhan kuat dan target strategi perusahaan.Â
"Bagaimana pun, Rovio dan pemilik sahamnya belum membuat keputusan kemungkinan IPO," ujar Rovio.Â
Performa perusahaan yang 70 persen dimiliki Kaj Hed itu memang sedang dinamis. Setelah beberapa tahun belakangan ini mengalami penurunan penghasilan, memangkas pekerjaan dan divestasi, Rovio kembali memeroleh keuntungan pada tahun lalu dengan merilis film Angry Bird. Film tersebut membantu meningkatkan penjualan game.Â
Terkait dengan isu penawaran akuisisi, Tencent belum memberikan komentarnya. Pada tahun lalu, Tencent membeli mayoritas saham pengembang game populer Finlandia, Supercell dengan kesepakatan nilai US$8,6 miliar. Supercell merupakan pengembang game mobile populer Clash of Clans. (mus)