2018, Semarang Terapkan Internet Nirkabel

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, memantau mobilisasi massa demonstrasi Aksi Bela Islam III melalui kamera pengawas di gedung Pusat Informasi Publik pada Kamis, 1 Desember 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id - Pemerintah Kota Semarang memprakarsai program penataan kota dengan mewujudkan kawasan bebas kabel di udara. Pemerintah bekerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) untuk membersihkan kota dari kabel-kabel yang berjuntaian.

Hong Kong Siap Bantu Indonesia Wujudkan Smart City

Menurut Wali Kota Hendrar Prihadi, inisiatif kota tanpa kabel dilakukan terkait kabel jaringan internet. Selama ini, membeludaknya jumlah operator telekomunikasi menyebabkan banyak tiang kabel di perkotaan. Situasi ini dianggap sangat mengganggu pemandangan kota. 

"Ini komitmen kami untuk membenahi dan menata kota. Kota tanpa kabel ini bisa secara bertahap direalisasikan," kata Wali Kota di Semarang pada Rabu, 14 Juni 2017.

Cagub Pramono Anung Akan Sediakan Wifi Gratis di Setiap Masjid

Untuk mengawali program itu, kesepakatan kerja sama telah diwujudkan Pemerintah Kota dengan APJII. APJII bertindak sebagai penyedia jaringan komunikasi sekaligus yang menaungi seluruh anggota jasa internet agar bisa memindahkan kabel di atas ke bawah tanah. Konsep yang diterapkan adalah melalui metode ducting atau saluran bersama di bawah tanah.

Hendrar menyebut penerapan kota tanpa kabel di udara efektif mulai tahun 2018. Sebagai percontohan, kawasan tanpa kabel ini akan difokuskan terlebih dahulu pada segitiga emas Kota Semarang. Mulai kawasan Pemuda, Gajah Mada, dan Pandanaran serta kawasan Kota Lama.

Amuse Hub, Inovasi Tanpa Batas

"Kawasan-kawasan tersebut merupakan salah satu jalan protokol yang sering dilewati para pengendara kendaraan bermotor dan pusat perkantoran, sehingga diperlukan keamanan dan estetika kota," ujar Wali Kota.

Setelah menyasar kawasan pusat kota, katanya, pembuatan saluran atau ducting bawah tanah akan diberlakukan untuk semua kabel, termasuk kabel-kabel milik Asosiasi Penyelenggara Jasa Telekomunikasi, Telkom, maupun kabel PLN.

"Kita sudah komunikasi dengan mereka terkait program ini. Tinggal satu kita belum ketemu dengan PLN. Secara lisan sudah kita sampaikan. Harapannya bisa gayung bersambut dengan mereka," ujar Hendrar.

Ketua Umum APJII, Jamalul Izza, berharap kerja sama dengan pemeliharaan akan dilakukan lebih cepat. Pengerjaan pun bisa cepat direalisasikan. Penempatan kabel internet dari atas ke bawah selain untuk estetika kota, juga untuk keamanan warga.

"Jika selama ini kita melihat jaringan kabel semrawut; kabel ada di mana-mana, dan semuanya berada di atas. Ini jelas tidak aman dan mengganggu estetika kota," katanya. 

Selain itu, program kota tanpa kabel juga akan mendukung program kota pintar atau smart city milik Semarang yang kini banyak diadopsi daerah lain. Apalagi, kawasan Kota Lama juga bersiap menjadi warisan cagar budaya dunia pada 2020.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya