Otomatisasi Bantu Industri Manufaktur Minimalisir Kesalahan
- VIVA.co.id/Avra Augesty
VIVA.co.id – Industri di Indonesia sedang memasuki era otomatisasi baru. Di era ini, manusia menciptakan robot dan komputer untuk membantu meringankan pekerjaan fisik dan rutinitas sehari-hari.
Selain sebagai alat bantu, robot juga semakin mumpuni dalam menyelesaikan pekerjaan yang memerlukan kemampuan kognitif. Managing Director PT Omron Electronics, Dong Teng mengatakan, teknologi sensing dan control memungkinkan tren otomatisasi terus berkembang di Indonesia.
Dalam dunia bisnis, kemampuan manufaktur untuk beroperasi secara maksimal sangatlah penting.
"Ini berguna dalam pemenuhan tuntutan produksi, seperti permintaan pelanggan, kualitas dan lingkungan. Otomatisasi kegiatan operasional akan membantu industri manufaktur meningkatkan kinerja dengan meminimalkan kesalahan. Selain itu juga dapat meningkatkan kualitas, kecepatan dan produktivitas," katanya di Jakarta, Rabu malam, 13 Juni 2017.
Meskipun akan memakan waktu lama untuk mewujudkannya, Dong memastikan otomatisasi akan menjadi kenyataan yang harus dihadapi pelaku industri di dunia.
Seiring dengan semakin tingginya tekanan yang dialami sektor manufaktur untuk memangkas biaya, mempersingkat siklus pasokan dan melakukan efisiensi operasional menyeluruh, manufaktur di berbagai sektor tetap berusaha meningkatkan produktivitas.
Kemajuan yang sedang bergulir dalam otomatisasi industri saat ini adalah tersedianya mesin. Sementara itu, proses produksi yang sepenuhnya terdigitalisasi kini sudah saling terhubung, dilengkapi dengan begitu banyak sensor, serta perangkat lunak yang canggih.
"Kemajuan ini memberikan kecerdasan kepada mesin-mesin sehingga dapat beroperasi secara otomatis, dan yang lebih penting dapat saling berinteraksi satu sama lain dengan dinamis," ungkapnya.
Dengan perkembangan ini, lanjut Dong, mesin dapat menyelesaikan pekerjaan yang semakin rumit dan berkolaborasi dengan mudah, akurat dalam memprediksi kegagalan dan kapan saatnya melakukan pemeliharaan.
Bahkan, mesin-mesin itu nantinya akan mampu mengatur dirinya sendiri, apabila mengalami kendala tak terduga di lini produksi.
Selain mengobati diri sendiri, mereka sebaiknya juga dirancang untuk mengumpulkan data tentang kondisi pabrik. Data yang terus terkumpul akan menjadi informasi berharga untuk dikumpulkan dan dianalisis, demi memperlancar efisiensi operasional.