Operator Telekomunikasi Penghasil Data 'Sampah' Terbanyak
- Pixabay/Tumisu
VIVA.co.id – Tren big data memang tidak terelakkan lagi di tengah industri digital yang semakin ramai. Saking banyaknya data, banyak juga yang tidak terpakai atau hanya menjadi onggokan 'sampah'.
Bagi orang awam, data yang tidak terpakai memang hanya menjadi 'sampah'. Namun bagi perusahaan data analytics, tidak ada data yang disebut sebagai 'sampah'. Semua data bisa diolah untuk dimanfaatkan menjadi sebuah ekosistem big data.
Dikatakan Presiden Direktur Teradata Erwin Z. Achir, data sampah bisa digunakan untuk mengungkap perilaku pengguna, bisa juga menjadi bahan untuk perusahaan melakukan ekspansi bisnis, sampai menghadirkan layanan baru. Hal semacam ini banyak dilakukan oleh perusahaan telekomunikasi.
"Salah satu industri yang menghasilkan data 'sampah' yang besar adalah sektor telekomunikasi. Bentuknya juga bermacam-macam. Dengan data analytics, ini bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis sampai menghadirkan layanan baru," kata Erwin, di Jakarta, Selasa, 13 Juni 2017.
Dengan analisis dari data-data yang tidak terpakai itu, kata Erwin, operator telekomunikasi bisa mengenal para pelanggannya, bagaimana perilaku mereka dan konsumsi terhadap layanan yang mereka keluarkan. Tidak menutup kemungkinan kemudian akan muncul ide layanan baru berdasarkan analisis yang mendalam. Tidak terkecuali mengetahui, jumlah pengguna 3G dan 4G di suatu wilayah, dan menentukan mana wilayah yang memerlukan ekspansi.
Namun untuk penggunaan data analytics, penggunaannya tidak hanya sebatas industri telekomunikasi, tapi juga keuangan, ritel, asuransi, sampai pemerintahan.
"Kalau di perbankan, data tak terpakai bisa puluhan terabyte sehari dari 40 juta transaksi yang terjadi. Mereka menggunakan data analytics untuk mengetahui perilaku nasabahnya dalam pengeluaran sehari-hari," kata dia.
Teradata sendiri merupakan perusahaan solusi analitik dan konsultasi asal AS yang menargetkan segala perusahaan, mulai dari jasa ritel, keuangan, sampai transportasi. Setiap harinya, kata Erwin, lebih dari 3 juta pengguna dari hampir semua industri di seluruh dunia mendapatkan keuntungan dari hasil analisis atau aplikasi Teradata.
Pada 2016, Ethisphere Institute menyebut Teradata sebagai salah satu perusahaan paling etis di dunia. Sedangkan di 2017, Teradata diposisikan sebagai pemimpin di tahun 2017 oleh perusahaan analis TI teratas.