Marak Game Mobile, China di Bawah Ancaman Spionase Asing
- blogs.reuters.com
VIVA.co.id – Analis dan pakar militer memperingatkan bahwa agen spionase atau mata-mata asing bisa mencuri data dan informasi militer penting China dengan menanamkan virus pada game mobile (game di smartphone, tablet dan sejenisnya).
Peringatan ini dikeluarkan menyusul popularitas sejumlah game mobile di jajaran personil militer. Game mobile menjadi sangat populer di kalangan prajurit setelah militer China mencabut larangan untuk memiliki telepon seluler pada Juli 2015.
Untuk membuktikannya, sebuah survei dilakukan oleh Angkatan Bersenjata China pada Mei tahun ini. Dari hasil survei yang dilakukan terhadap 200 personel menunjukkan bahwa 95,5 persen personel bermain game mobile, dan 86 persen adalah pemain game reguler.
Tak pelak, popularitas game mobile menciptakan kontroversi dan menimbulkan kekhawatiran. Seorang insinyur militer diturunkan pangkatnya setelah melewatkan telepon penting, hanya karena sedang sibuk bermain game.
Pada kasus lain justru sebaliknya. Seorang instruktur militer di sebuah brigade angkatan udara membantu seorang prajurit mengatasi kecemasan sosialnya dengan menjadi rekan setim dalam sebuah pertandingan.
Pertandingan tersebut dilakukan dalam sebuah game mobile. Hasilnya, 64 persen personel dari brigade tersebut mengatakan bahwa game mobile memiliki banyak keuntungan ketimbang merugikan.
Profesor dari Universitas Pertahanan Nasional China, Li Daguang mengatakan, sebagai bagian dari anggota masyarakat, para prajurit ini tentu memiliki akses ke internet dan ponsel.
Akan tetapi, mereka harus selalu menjaga kewaspadaan setiap kali mereka bermain game. "Permainan mobile harus dilarang di kawasan militer karena mata-mata bisa ada tanpa mereka sadari," kata Li, seperti dikutip situs Sputniknews, Jumat, 9 Juni 2017.
Senada, Komisaris Politik di Kapal Perusak Rudal Lanzhou, Chen Haibo, mendesak pihak militer untuk secara rasional membimbing seluruh prajuritnya menggunakan game mobile, ketimbang hanya melarang.
"Mereka menggunakan mobile untuk bersosialisasi dan menghibur. Karena itu, harus dibuat panduan untuk mengatur penggunaan perangkat canggih tersebut," papar Haibo.