Faktor Apa Saja yang Pengaruhi Hilal, Ini Kata BMKG

Hilal terlihat di Manado, Sulawesi Utara.
Sumber :
  • Dok. BMKG

VIVA.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyebut, selain cuaca, faktor geografis sebuah wilayah ikut menentukan kemampuan seseorang untuk melihat kemunculan bulan, atau hilal.

Awal Tahun 2025, Gempa Bumi Magnitudo 4,1 Guncang Mentawai

"Yang utama itu cuaca. Lalu, syarat lain untuk melihat hilal adalah tempat tersebut harus memiliki horizon yang bebas, atau luas, tidak ada obstacle, tidak ada hambatan," kata Kepala Sub Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Suaidi Ahadi, di Jakarta, Jumat 26 Mei 2017.

Horizon yang luas yang dimaksud adalah gunung maupun pantai. Tetapi, ia menyebut salah satu hambatan utama untuk melihat hilal adalah terjadinya haze, atau cuaca berawan.

Pantau Cuaca di Malam Pergantian Tahun, BMKG: Insya Allah Kondusif

Haze secara tradisional, merupakan fenomena atmosfer di mana debu, asap, dan partikel kering lainnya mengaburkan kejernihan langit.

"Masalah utamanya adalah saat matahari terbenam. Biasanya awan-awan berkumpul, atau biasa kita sebut haze. Itu yang sulit. Kalau di Jakarta, sekarang ini posisinya lagi bagus. Rendah hilal di Jakarta 8,25 derajat. Ini pakai mata telanjang juga bisa kelihatan," ujar Suaidi.

Prakiraan Cuaca Jakarta 31 Desember 2024: Hujan Ringan dan Kabut Menyambut Pergantian Tahun

Tak hanya itu, ia juga memberikan keterangan resmi mengenai hasil pengamatan hilal yang dilakukan BMKG di 23 lokasi, antara lain Bengkulu, Pantai Anyer Banten, Bukit Bela-Belu DIY, Manado Sulawesi Utara, Palu Sulawesi Tengah, serta Kupang Nusa Tenggara Timur.

"Observasi BMKG menunjukkan hilal terlihat di Manado. Lihat atas panah, jika di-zoom akan tampak selaput putih seperti garis sangat tipis. Itu penampakan hilal bulan baru. Ketinggian hilal di Manado 7,25 derajat," jelasnya. (asp)

Ilustrasi - Seismograf, alat pencatat getaran gempa.

2.702 Kali Gempa Guncang Sulawesi Tengah Sepanjang 2024, Didominasi Aktivitas Sesar Palu Koro

Intensitas guncangan paling banyak terjadi pada Oktober dengan jumlah 301 kali gempa,

img_title
VIVA.co.id
2 Januari 2025