WannaCry Bisa Bikin Korban Stres

Tampilan komputer yang telah diserang oleh virus Ransomware Wannacry.
Sumber :
  • VIVA.co.id/lemsaneg.go.id

VIVA.co.id – Kekhawatiran terhadap dampak buruk ransomware WannaCry dianggap bisa berujung pada gangguan mental. Meskipun diklaim Indonesia telah aman dari WannaCry namun dampak psikologis bisa terjadi pada korbannya.

Hati-hati, Ransomware Serang Indonesia dengan Kecepatan Kilat

Menurut psikolog ternama, Seto Mulyadi, apapun yang menimbulkan ancaman atau tekanan, bisa menciptakan gangguan mental terhadap korbannya. Saat itu, semua orang akan panik dan timbul rasa cemas.

"Ransomware mengharuskan penggunanya mengirimkan tebusan agar file data penting bisa dibuka kembali. Hal ini akan menimbulkan stres berkepanjangan, apalagi jika korban tidak mampu membayar tebusannya. Gangguan jiwa bisa terjadi," ujar dosen psikologi di Universitas Gunadarma ini, dalam keterangannya, Kamis, 18 Mei 2017.

Kiamat Digital Mengintai, Ransomware Super Canggih bikin Data Perusahaan jadi Sampah

Tekanan seperti ini, katanya, bisa menimpa siapa saja, bahkan psikolog seperti dirinya sekalipun. Oleh karena itu dibutuhkan upaya pemerintah untuk bisa memberikan informasi yang mampu menenangkan warga, dan juga dipercaya.

"Harus ada langkah perlindungan terhadap konsumen dari pemerintah, untuk semua yang berhubungan dengan masalah keamanan, terutama kasus pemerasan," kata Seto.

Indonesia Jadi Target Nomor 1 Ransomware

Seperti diketahui, cara kerja virus WannaCry tersebut adalah mengunci sistem sehingga file tidak dapat diakses penggunanya. Untuk membuka kunci tersebut, si penyebar virus meminta tebusan. Saat ini jenis virus yang meneror adalah WannaCryptor 2.0 Ransomware.

Ilustrasi serangan siber.

Jika Ketegangan Tidak Mereda, Serangan Akan Meningkat

Jika ketegangan tidak mereda pada tahun ini, maka hacktivisme (meretas sistem komputer) diperkirakan akan semakin meningkat.

img_title
VIVA.co.id
13 Januari 2025