Buka Situs Porno Rentan Terkena Serangan Ransomware
- VIVAnews/Muhammad Firman
VIVA.co.id – Situs porno merupakan salah satu 'pintu masuk' bagi virus pemalak ransomware WannaCrypt, sehingga sangat rentan bagi komputer. Apalagi, rendahnya tingkat kepedulian terhadap keamanan komputer semakin aman bagi virus ini untuk masuk dengan leluasa.
"Ransomware bisa masuk lewat exploit kit, seperti situs porno. Pengguna komputer, baik korporasi maupun individu, masih rendah tingkat kepeduliannya terhadap keamanan komputer sendiri," kata Eko Widianto, Managing Director PT Bintang Anugerah Kencana, distributor tunggal produk antivirus F-Secure di Indonesia.
Selain itu, sebagian pengguna mengganggap sudah merasa aman ketika ada antivirus di komputernya. Namun sayangnya, mereka tidak selalu meng-update antivirus tersebut.
"Contohnya, masih ada pengguna email yang tergiur membuka pesan dengan iming-iming keuntungan besar dalam waktu singkat. Padahal, itu bisa saja attachment yang disertakan dalam email tersebut berisi ransomware," ujarnya menjelaskan.
Untuk itu, Eko tidak terkejut dengan maraknya serangan ransomware WannaCrypt, karena awareness (tingkat kesadaran) pengguna komputer di Indonesia masih rendah.
Dengan demikian, terjadinya 'teroris siber' ini diharapkan mampu menjadi momentum pengguna IT di Indonesia untuk bangkit. Ia juga menyebut sudah waktunya bagi pengguna IT, baik individu maupun korporasi, untuk lebih peduli dengan sistem keamanan komputernya.
Edukasi untuk meningkatkan awareness pengguna juga dibutuhkan. Sebab, sistem yang canggih akan sia-sia belaka kalau awareness pengguna terhadap keamanan komputer masih rendah.
Menanggapi fenomena ini, Kepala Pusat Studi Forensika Digital Universitas Islam Indonesia, Yudi Prayudi menjelaskan, untuk penanganan awal menghadapi pemerasan lewat ransomware, maka langkah yang dapat dilakukan adalah putuskan sambungan internet dari komputer yang terinfeksi.
Kemudian lanjutkan dengan isolasi terhadap komputer yang terinfeksi agar bisa melokalisasi penyebaran WannaCrypt ke komputer lain yang masih rentan untuk terinfeksi. Ia menyebutkan kunci utama untuk mengatasi ransomware adalah secara reguler melakukan backup data kemudian simpan di tempat terpisah.
Dari sisi aspek keamanan, ia mendorong untuk melakukan dengan regular update antivirus yang terpasang serta melakukan update dari aplikasi lainnya. Khususnya yang berbasis sistem operasi Windows agar celah keamanan yang terdapat pada versi rendah dapat segera ditutupi pada versi updatenya (security patching). (mus)