Ransomware Juga Hantui SBMPTN 2017
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id – Beberapa hari belakangan dunia dihebohkan dengan serangan ransomware Wannacrypt. Kepanikan pun terjadi, termasuk pada sistem seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN).
Pihak panitia SBMPTN mengaku khawatir dengan serangan masif yang dilakukan oleh ransomware tersebut. Pasalnya, sistem jaringan yang digunakan adalah milik pemerintah. SBMPTN diselenggarakan oleh pemerintah dan ransomware WannaCrypt diisukan menargetkan sistem jaringan komputer situs pemerintah pula.
Namun Panitia Pusat Humas SNMPTN-SBMPTN 2017, Tunjung W Sutirta, mengatakan telah mengantisipasi hal tersebut.Â
"Sehubungan dengan pemberitaan adanya serangan virus Ransomware WannaCry, saya mengimbau kepada peserta SBMPTN khususnya peserta Computer Based Test (CBT) agar tetap tenang dan tidak perlu khawatir. telah melakukan langkah-langkah  khusus untuk antisipasi serangan virus siber tersebut," ujar Tunjung, dalam keterangannya, Senin, 15 Mei 2017.
Tunjung menyatakan, tim Teknis CBT sudah menyusun petunjuk teknis untuk para koordinator test CBT di setiap panitia lokal (panlok), jika sewaktu-waktu terjadi gangguan atau serangan siber. Antisipasi ini agar pelaksanaan ujian CBT tidak terganggu oleh serangan ransomware tersebut.
Dari hasil rekapitulasi Panitia Pusat SNMPTN-SBMPTN 2017, total peserta ujian SBMPTN 2017 berjumlah 797.023 peserta. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yang pada 2016 berjumlah 721.326 pendaftar. Daya tampung peserta juga bertambah, dari 126.804 kursi pada 2016 menjadi 128.085 kursi pada 2017.
Dari 797.023 peserta SBMPTN 217, sebanyak 776.163 siswa akan mengikuti ujian Paper Based Test (PBT). Adapun, peserta yang mengikuti ujian Computer Based Test (CBT) sebanyak 20.860 siswa. (mus)