ITB Bakal Keluarkan Rating untuk Smart City
- JP Fujitsu
VIVA.co.id – Rencana smart city di Indonesia, terus bergulir. Ada yang sudah menerapkan, ada juga yang belum. Untuk itu, dibutuhkan pemicu dalam bentuk pengukuran kinerja, atau rating, agar seluruh kota terpacu untuk menjadi kota pintar.
Menurut Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), yang juga Ketua Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC), Suhono Harso Supangkat, Indonesia harus melakukan pemetaan, sehingga tiap kota mampu menjadi Kota Cerdas berdasarkan potensi dan karakter lokal.
"Intinya adalah mengenalkan model ukuran kematangan kota cerdas di Indonesia. Sejauh mana, tingkat kesiapan kota kota dalam membangun, sehingga warganya bisa hidup nyaman, bahagia, sejahtera yang berkelanjutan," ujar Suhono dalam keterangannya, Jumat 28 April 2017.
Menurutnya, saat ini banyak kota yang salah persepsi dalam membangun kota pintar. Bagi mereka membangun kota cerdas hanya membangun Command Center saja atau aplikasi, tetapi tidak melihat aspek ekosistem lainnya seperti manusia, budaya sebelumnya hingga tata kelola.
Inilah salah satu tujuan dari penetapan Rating atau yang disebut dengan program Rating Kota Cerdas Indonesia 2017.
Selain melakukan pengukuran kinerja pengelolaan kota terhadap pelayan masyarakat, tujuan lain dari rating adalah memberikan gambaran yang lebih komphrehensif mengenai kondisi kota dan permasalahan di dalamnya, memberikan pedoman bagi stake holder kota dalam membangun layanan kota, serta Sebagai proses evaluasi berkelanjutan dalam implementasi smart city di kota kota Indonesia.
"Implementasi smart city sebagai solusi banyak dilakukan kota namun belum ada model referensi. Karena itu, dibutuhkan evaluasi dan pemetaan kondisi kota, agar tiap kota mampu berinovasi berdasarkan kondisi dan karakteristik tiap kota di Indonesia," katanya.