Belanja Online Simpel Tapi Risiko Tinggi, Ini Tips Amannya

Ilustrasi-teroris siber.
Sumber :
  • Pixabay/Tigerlily

VIVA.co.id – Potensi belanja daring melalui smartphone tergolong tinggi. Data Skycure menunjukkan, selama masa libur 2016, US$656 miliar dihabiskan pengguna internet untuk jual beli daring. Selain belanja daring, aktivitas pengguna dengan smartphone juga tinggi, data menunjukkan 90 persen pengguna mencari ketenangan dengan smartphone selama belanja di toko fisik. Sementara 50 persen tak sengaja mengklik iklan digital. 

Diskon Gede-gedean di Jakarta Great Online Sale 2020, Ini Daftarnya

Besarnya jumlah uang yang berputar untuk belanja daring memberikan gambaran mengapa pengguna smartphone merupakan sasaran empuk bagi kejahatan digital.

Data tersebut menguatkan prediksi ESET sejak 2013 tentang pertumbuhan malware di smartphone. Selama 2015, ditemukan per bulannya rata-rata 200 malware varian baru dan kode berbahaya dibuat untuk Android. Kemudian, pada 2016 jumlah ini meningkat menjadi 300 varian baru per bulan untuk Android dan dua untuk iOS.

Barang-barang Ini Diprediksi Laris saat New Normal

Jumlah itu terus meningkat pada 2017 menjadi rata-rata 400 malware baru per bulan. Laporan ESET tentang Cyber Savviness di Asia pada 2015, menunjukkan Indonesia menduduki peringkat ke-6 atau menjadi negara yang paling tidak memiliki wawasan cukup tentang proteksi diri saat daring.

Melihat risiko keamanan itu, Technical Consultant PT Prosperita-ESET Indonesia, Yudhi Kukuh mengatakan, solusi terbaik yaitu dengan terus menerus mengedukasi pengguna soal pentingnya menerapkan perlindungan keamanan transaksi keuangan daring dan perbankan pada perangkat, sehingga terhindar dari kejahatan digital.

LIPI: Paket Belanja Online Sumber Sampah Plastik

Untuk itu, guna memastikan aman, Yudhi menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

Pakai aplikasi resmi di pusat aplikasi

Gunakan aplikasi resmi yang dikeluarkan oleh setiap toko daring. Aplikasi resmi hanya terdapat di Google
Play Store atau Apple App Store. Aplikasi-aplikasi yang masuk toko aplikasi pihak ketiga seringkali tidak melalui pemeriksaan keamanan sehingga kemungkinan besar mengandung malware berbahaya atau
ransomware ponsel.

Pelajari permintaan akses pada aplikasi smartphone

Jangan mudah memberikan hak admin terhadap aplikasi yang terinstal pada perangkat. Beberapa malware ponsel memiliki kebiasaan meminta hak admin, tujuannya untuk memperoleh akses ke fungsi yang paling penting sehingga mampu mengontrol ponsel dan melakukan berbagai kegiatan ilegal tanpa sepengetahuan pemilik.

Hati-hati simpan informasi penting

Informasi penting seperti username/password dan nomor kartu kredit. Begitu besar peralihan pengguna komputer ke smartphone dan tablet karena didorong oleh fleksibilitas dalam penggunaan, kemampuan menyimpan data dan berbagai keunggulan lain yang mempermudah manusia dalam beraktivitas.

Pastikan mengunci komputer/smartphone 

Kebiasaan menyimpan informasi login serta metode pembayaran pada aplikasi/browser dapat dengan mudah digunakan oleh orang yang memiliki hak akses ke perangkat.

Pastikan browser terlindungi fitur keamanan

Bila harus menggunakan browser, pastikan browser yang digunakan dilengkapi fitur Banking dan Payment
Protection yang mampu memberikan keamanan dan kenyamanan dalam bertransaksi.
 

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo.

Belanja di Pasar Tradisional Bisa Online? Ini Kata Kementerian BUMN

Banyak masyarakat yang akan bergeser ke platform digital.

img_title
VIVA.co.id
30 Juni 2020