Grab: Yang Demo Hanya Segelintir Driver
- VIVA.co.id/ Raudhatul Zannah
VIVA.co.id – Grab Indonesia menyebut, mitra pengemudi yang melakukan aksi demo di depan kantornya hanya segelintir dari ribuan driver yang terdaftar. Mereka disebut membawa agenda khusus untuk kepentingan mereka saja.
Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengatakan, jumlah pendemo hanya ratusan. Itu dianggap tak sebanding dengan jumlah total driver secara keseluruhan.
Inti permasalahan, menurut Ridzki, adalah penghilangan kode etik driver, khususnya poin 60. Dalam kode etik itu tersirat aturan untuk tidak memprovokasi driver lain dalam melakukan kegiatan yang dapat merugikan perusahaan, seperti demonstrasi, razia, dan sebagainya. Dalam aksi demo ‘No Bid’ beberapa waktu lalu, beberapa driver dinonaktifkan karena dianggap melanggar kode etik tersebut. Penghilangan kode etik dan pengaktifan kembali para driver tersebut merupakan tuntutan utama.
Meski jumlahnya terbilang cukup kecil tetapi pihak Grab Indonesia tetap menemui para driver-nya yang melakukan aksi. Diketahui aksi tersebut berlangsung hingga menutupi akses di sekitar Jalan Denpasar, atau tepatnya di samping Gedung Lippo Kuningan.
Ridzki membantah bahwa penonaktifan mitra pengemudi faktornya karena dilarang berdemo. Menurut dia, Grab lebih menyarankan untuk berdiskusi satu sama lain, ketimbang berdemo.
"Kami tidak melarang demo, kami lebih menghimbau untuk lakukan diskusi. Demo juga kan merugikan masyarakat umum karena jalanan ditutup. Terlebih mayoritas mitra pengemudi masih tetap beroperasi karena menyadari hal itu. Toh, kita juga sering melakukan diskusi di forum terbuka dengan mitra pengemudi. Pada kode etik poin 60 itu kami hanya melarang mitra pengemudi melakukan provokasi, yang dalam hal ini mengajak secara paksa dan bernada ancaman," ucapnya.
Diketahui dalam demo driver Grab hari ini juga disebutkan tuntutan lain, berupa mencabut status nonaktif kepada driver. Saat ini ada sekitar 180 driver yang nonaktif, di mana tiga di antaranya dituding melakukan provokasi. "Saya tekankan lagi, kami hanya melarang provokasi, bukan melarang demo," ujarnya menegaskan.
Di samping itu, Ridzki juga akan menindak tegas kepada mitra pengemudi yang kedapatan melakukan provokasi lainnya. "Kami akan memutuskan kerja sama dengan mitra yang kedapatan memprovokasi. Sebab, tak semua mitra pengemudi yang ingin demo, kalau sudah memaksa, jelas merugikan."
Saat ini kondisi Jalan Denpasar dan sekitarnya yang semula ditutup oleh pihak Kepolisian, karena demo driver Grab, mulai dibuka kembali. Para pengendara motor dan mobil sudah bisa melalui jalur tersebut secara normal.
(mus)