Akhir 2016, Penantang Google Tutup Layanan
- www.androidauthority.com
VIVA.co.id – Sepekan menjelang pergantian tahun menuju 2017, kabar buruk datang dari perusahaan rintisan atau startup Cyanogen. Startup penantang Google itu mengumumkan akan mengakhiri layanan tepat pada 31 Desember 2016.
Dengan demikian, berarti Cyanogen kalah bersaing dengan Google, untuk menciptakan tandingan dari sistem operasi Android. Meski mengumumkan mengakhiri layanan, Cyanogen mengaku terbuka dengan upaya untuk proyek inovasi.
"(Tapi) proyek open source dan source code akan tetap tersedia bagi siapa saja yang ingin membangun CyanogenMod secara personal," tulis Cyanogen dalam pernyataannya dikutip dari Cnet, Selasa 27 Desember 2016.
Dengan demikian, sistem operasi Cyanogen yang tersemat pada smartphone jenis One Plus One sampai Lenovo Zuk Z1 tidak akan mendapatkan pembaruan sistem operasi. Untuk itu, Cyanogen menyarankan pengguna untuk berpindah ke open source CyanogenMod, yang bukan sistem operasi komersial melainkan sistem operasi komunitas pengembang.
Dalam beberapa bulan terakhir, Cyanogen terus berjuang untuk eksis guna menyaingi Google dalam pengembangan sistem operasi. Namun, pada akhirnya, startup tersebut harus menutup sistem operasi alternatif dari Android pada 31 Desember 2016.
Dampak dari dimatikannya sistem operasi Cyanogen ini, tak hanya mengecewakan konsumen karena ponselnya seakan telah jadi 'usang'. Tapi, sebagian besar karyawan Cyanogen terancam mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Cyanogen merupakan startup yang baru dibentuk pada 2013. Keberadaan Cyanogen sempat menjadi angin segar karena menyediakan sistem operasi alternatif dari Android dalam industri ponsel pintar.
(mus)