Penetrasi Internet di Negara Miskin Diklaim Hanya 15 Persen
- ww.bgr.com
VIVA.co.id – Berdasarkan laporan terbaru dari United Nations International Telecommunications Union (ITU) sekitar 80 persen warga di negara-negara maju di dunia sudah terhubung internet. Namun hal ini berbanding terbalik dengan penetrasi di negara berkembang.
Menurut data ITU, ada sekitar 40 persen negara di dunia yang masuk kategori berkembang dan belum berkembang. Dari angka itu, masing-masing negara hanya memiliki kurang dari 15 persen warga yang mendapat kesempatan berselancar di dunia maya.
"Internet belum menyentuh di negara-negara miskin yang kebanyakan berada di wilayah Afrika. Setidaknya di negara tersebut, rata-rata hanya satu dari 10 orang yang terkoneksi internet," ujar pihak ITU.
Dilansir dari Daily Mail, Rabu, 23 November 2016, ITU menjelaskan populasi offline ini rata-rata berasal dari kaum perempuan, warga yang lanjut usia, kurang berpendidikan, miskin, dan tinggal di daerah pedesaan atau terpencil.
Sementara dilihat secara global, 47 persen populasi dunia sudah bisa dinyatakan dalam status "online". Tetapi angka tersebut masih jauh dari target yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menargetkan 60 persen populasi dunia terhubung internet pada tahun 2020.
ITU mengharapkan pada akhir tahun ini ada total 3,5 miliar orang dapat mengakses internet. Raihan target tersebut optimistis tercapai karena menurut ITU jaringan telekomunikasi yang membawa orang-orang untuk mengakses internet dengan mudah sudah tersebar dengan pesat.
"Penyebaran jaringan 3G dan 4G di seluruh dunia telah membawa internet ke lebih banyak orang," tulis ITU dalam laporannya.
Terlebih, jumlah orang yang terhubung internet akan semakin melonjak, perusahaan telekomunikasi dan internet mendorong perluasan smartphone dengan harga terjangkau. Hal itu diyakini akan membawa konsumen untuk berselancar di dunia maya dan menyebabkan permintaan layanan data menjadi meningkat.