CEO Google: Berita Hoax adalah Masalah, Tak Boleh Disebar
- Reuters
VIVA.co.id – Google mengakui berita palsu atau hoax yang beredar di platformnya adalah sumber masalah. Oleh karena itu mereka langsung membuat kebijakan untuk memblokir semua situs penyebar berita palsu agar tidak bisa mendapatkan penghasilan dari Google Ads.
CEO Google, Sundar Pichai membuat pernyataan untuk pertama kalinya terkait dengan kisruh berita palsu yang menyebar di mesin pencariannya. Pichai mengakui jika Google telah membuat kesalahan.
"Sangat penting untuk mengingat bahwa kami mendapatkan miliaran berita yang mengantre setiap harinya. Ada beberapa insiden yang telah ditandai dan kami tetap tidak bisa menyelesaikannya. Oleh karena itu kami belajar dari kesalahan dan kami berusaha untuk memperbaikinya," ujar Pichai, seperti dikutip The Verge dari BBC, Rabu, 16 November 2016.
Pekan ini Google bersama Facebook telah dituding oleh warga Amerika sebagai penyebab kemenangan Donald Trump. Google dan Facebook telah menyebarkan berita-berita palsu terkait Trump, yang kemudian menaikkan pamor pria tersebut sebelum pemilu dimulai.
Google pun langsung membuat kebijakan baru. Situs-situs yang menyebarkan berita hoax akan diblokir Google dari jaringan iklan (Google ads). Zuckerberg dikabarkan mengikuti langkah Google ini.
"Menyebut Facebook mengelabui para pemilih dan menggiring opini mereka, itu gila. Platform kami tak demikian. Berita palsu ternyata bisa mempengaruhi pemikiran seseorang dalam politik, bisa menggiring mereka untuk memilih, dan tentunya akan berdampak pada hasilnya," ujar Zuckerberg.
Pichai dan Facebook tidak ingin disebut 'membantu perang' di sosial media.
"Berita hoax yang disebar bisa menjadi masalah, sepatutnya tidak boleh disebar. Dari pandangan kami, jika ada berita palsu yang sengaja didistribusikan, kami tidak segan meng-kick situs yang bertanggung jawab," kata Pichai.