Google Cs Ternyata Lebih Percaya Teknologi Israel

Negara Yahudi, Israel.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Israel ternyata dikenal sebagai negara dengan kreativitas dan teknologi yang cukup dikagumi oleh perusahaan Amerika. Diketahui, Google, Facebook, Microsoft, sampai Intel merupakan empat di antara 300 perusahaan multinasional yang membangun pusat riset dan pengembangan di Israel.

Ikuti Google Maps, Mobil Terjun dari Jembatan

Negara dengan penduduk hanya sembilan juta jiwa itu kini dikenal sebagai 5S, yakni Sun, Sea, Sand, Soldiers dan Startup. Business Insider, Jumat, 7 Oktober 2016, menyebutkan alasan mengapa beberapa perusahaan raksasa di Amerika yang lebih percaya pada teknologi dan ide kreativitas Israel.

Google

Kemarahan Netizen Belum Reda, Peta Bahrain Dinamai 'AFC Mafia' di Google Maps

Perusahaan raksasa digital Google memiliki pusat riset dan pengembangan yang cukup besar di Israel. Mereka juga kerap memberikan dana untuk perusahaan rintisan dari negara itu.

"Israel merupakan bangsa Startup yang sebenarnya. Mereka berpikir sama seperti kami. Mereka sangat kreatif dan spesial. Banyak orang berbakat di sini. Meski pekerja di beberapa negara, seperti Rusia, India dan China, bisa dibayar murah tapi ini semua tentang inovasi, kreativitas, mengambil risiko, dan bagaimana memahami sebuah pasar. Itulah yang bisa dilakukan Israel. Bukan soal uang," ujar Don Dodge, dari Google.

Cara Atur Google Maps Agar Bebas Tilang Ganjil Genap

Pusat R&D Google dibangun pada 2006 lalu, ketika perusahaan mesin pencarian itu baru berupa rintisan yang berusia lima tahun. Saat ini telah ada 600 karyawan Google di sana. Mereka mengerjakan beberapa produk inti Google seperti Search, Maps, dan Live Results. Di negara ini, Google juga membangun ruang khusus untuk Startup (Google Campus). Salah satu startup Israel yang telah dibeli Google adalah SlickLogin, perusahaan penyedia keamanan.

"Kami memberikan investasi yang besar di perusahaan Israel dan ada lima yang sudah kami beli. Waze merupakan aksi kami yang terbesar denga investasi lebih dari US$1 miliar," kata Dodge.

Facebook

Jejaring sosial Facebook mendarat di Israel sejak tiga tahun lalu. Meski pusat R&D hanya memiliki tim yang tidak banyak namun mereka berhubungan secara langsung dengan entrepreneur dan sistem teknologi lokal.

"Banyak manusia dengan bakat luar biasa di sini. Perusahaan multinasional datang ke sini dengan pusat R&D yang sangat luar biasa, merekrut orang dengan cara berpikir yang inovatif di Israel," ujar Adi Soffer Teeni, CEO Facebook Israel.

Dia bahkan mengatakan bahwa banyak 'keajaiban' yang terjadi di Israel, meski tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Namun bagi mereka, Israel merupakan taman bermain dan bisa menjadi rumah bagi perusahaan multinasional.

Intel

Dari sekian banyak perusahaan teknologi, Intel mengklaim telah menjadi perusahaan dengan pekerja terbanyak asal Israel. Jumlahnya ada sekitar 11.000 orang. Tidak heran karena manufaktur chip itu membangun perusahaan di Israel sejak 40 tahun lalu.

Menurut Managing Director Intel Ingenuity Partner Programme, Roy Ramon, Israel memiliki orang-orang yang sangat percaya diri. Mereka bahkan kerap jujur untuk memberitahukan yang salah dengan cara perusahaan mengembangkan produk.

"Saat bertemua mereka (pekerja Israel), yang salah dikatakan salah. Mereka bahkan mau menjelaskan apa saja yang salah. Mereka seolah adalah ahlinya. Ini merupakan budaya yang tidak akan bisa didapatkan di mana saja di dunia," ujar Ramon.

Microsoft

Perusahaan milik Bill Gates itu ternyata sudah mendirikan pusat R&D di Israel sejak 25 tahun lalu. Ada sekitar 1.000 pekerja di sini. Bahkan ini merupakan pusat R&D pertama yang dibangun di luar Amerika.

"Banyak pengembang di Israel yang lulusan teknik. Bukan lulusan bisnis yang kemudian mencari mitra dari teknik. Mereka memiliki banyak kekayaan intelektual dari berbagai kategori seperti pertanian, robot dan kesehatan. Sekali kami membawa mereka ke tempat yang tepat, mereka tidak akan bisa dihentikan," ujar General Manager of Microsoft Global Accelerator, Zach Weisfeld.

Lainnya

Apple dan Amazon juga dikabarkan sedang membangun teknologi baru di Israel, lewat pusat R&D mereka. Pusat Apple di Israel terletak 15 kilometer arah utara Tel Aviv. Para insinyur Apple saat ini dikabarkan sedang mengerjakan hardware untuk iPhone 8.

"Ada sekitar 800 pekerja di pusat R&D Apple di Herzliya. Kantor Apple Israel, yang berusia empat tahun itu dibangun setelah perusahaan membeli dua startup lokal. Startup itu adalah Anobit, perancang flash memori, yang dibeli 2012, serta PrimeSense, pengembang sensor 3D yang dibeli 2013. Diketahui Apple juga mengakuisis startup lain, sebuah perusahaan kamera bernama LinX," ujar SVP Hardware Apple Israel, Johny Srouji.

Sumber di Apple menyebutkan jika R&D di Israel ditugaskan untuk membuat perangkat hardware seperti chip, storage, kamera dan teknologi nirkabel. Ini merupakan pusat R&D terbesar kedua milik Apple.

Sedangkan Amazon mengatakan bahwa pusat R&D mereka di Israel mengerjakan Web Service, bisnis cloud, dan beberapa proyek R&D lainnya. Amazon juga membeli perusahaan pembuat chip asal Israel, Annapurna Labs pada 2015 sebesar US$350 juta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya