Disney dan Salesforce Dikabarkan Tertarik Akuisisi Twitter
- REUTERS/Lucas Jackson
VIVA.co.id – Isu mengenai dijualnya Twitter terus berkembang di tengah kondisi perusahaan yang susah payah bersaing dengan perusahaan teknologi lainnya. Dikabarkan, kemungkinan Twitter akan dibeli pada bulan ini, tepatnya 27 Oktober 2016. Itu juga merupakan batas pengumuman laba media sosial berlogo burung biru itu di kuartal ketiga tahun ini.
Kabar tersebut terdengar dari sumber yang mengaku mengetahui soal akan dibelinya Twitter. Demikian dilansir Reuters, Kamis, 6 Oktober 2016. Sayangnya, belum diketahui, apakah Twitter akan dibeli melalui melalui proses merger atau akuisisi.
Namun yang pasti, Chief Executive Officer (CEO) Twitter sedang dilanda dilema, baik tanggung jawab para pemegang sahamnya maupun masa depan karyawan. Tidak dapat diketahui nasib perusahaan secara pasti.
Sampai saat ini, ada dua perusahaan yang diisukan menjadi pemilik baru Twitter, yaitu Salesforce.com dan Walt Disney Co. Pemilik baru Twitter tersebut baru akan terungkap dua minggu ke depan.
Sekedar informasi, Salesforce.com merupakan perusahaan yang bergerak sebagai vendor Software as a Services (Saas) yang menyediakan aplikasi Costumer Relationship Management (CRM). Salesforce ini adalah  salah satu anak perusahaan Google.
Mengenai kabar pembelian Twitter, baik dari Google sebagai empunya dari Salesforce, serta Walt Disney menolak berkomentar.
Meski demikian, bila Twitter berhasil diakuisi oleh Salesforce ataupun Disney bisa mendongkrak pertumbuhan perusahaan masing-masing. Misalnya, Salesforce bisa menggerakkan Twitter untuk mengubah fokusnya sebagai layanan komunikasi pelanggan dan database penggunanya bisa dijadikan lahan bisnis baru sebagai pemasukan dan itu disukai oleh Google.
Sedangkan, di mata Disney, Twitter bisa dijadikan kendaraan untuk memperluas jangkauan olahraga atau program hiburan lainnya secara streaming. Saat ini, Disney mempunyai televisi kabel ESPN dan dengan mengakuisi Twitter akan turut menumbuhkan jangkauannya.
Isu penjualan Twitter ini naik ke permukaan karena kondisi perusahaannya yang kesulitan untuk bersaing dengan perusahaan teknologi lain. Media sosial yang telah melepas saham perdananya (IPO) pada 2013 lalu itu, terus mencari pertumbuhan pertumbuhan dan laba dari sekitar 313 juta penggunanya yang tersebar di seluruh dunia.
Meski telah dinahkodai kembali oleh Dorsey yang notabene merupakan pendiri Twitter, usai menggantikan Dick Castolo, belum ada tanda-tanda perusahaan mampu menyaingi rivalnya, Instagram, Snapchat, ataupun Facebook yang sudah mempunyai lebih dari 1,5 miliar pengguna secara global.