Hingga Pertengahan 2016, RI Dibanjiri 90 Juta Serangan Siber

Ketua ID-SIRTII, Rudi Lumanto,
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bobby Andalan

VIVA.co.id – Pemantauan Indonesia Security Incident Response Team On Internet Infrastructure (ID-SIRTII) terhadap lalu lintas informasi (traffic) koneksi internet menemukan setidaknya 90 juta serangan telah terjadi di Indonesia.

Data dari ID-SIRTII untuk periode Januari hingga Juni 2016 menunjukkan, serangan terjadi lebih dari 89 juta kali hingga akhir Juni 2016.

"Intensitas serangan bisa mencapai dua juta sehari tapi trennya terus menurun," kata Ketua ID-SIRTII, Rudi Lumanto, di ajang Konferensi Internasional Keamanan Siber CodeBali di Legian Kuta Bali, Rabu 28 September 2016.

Menghadapi gelombang serangan ini, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Kominfo, Miriam Fatima Barata menekankan, perlunya kerja sama semua institusi yang terkait teknologi informasi seperti Lembaga Sandi Negara dan Kementerian Pertahanan.

"Bahkan bukan hanya institusi di sektor teknologi informasi, tapi juga para pembuat regulasi, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian untuk membantu ketersediaan perangkat keamanan siber yang dibuat dan dirakit di dalam negeri," kata Fatima saat menyampaikan keynote speech di ajang CodeBali 2016.

Sikap terbuka untuk saling bekerja sama juga diingatkan pakar keamanan siber Belanda dan Eropa, Don Stikvoort.

"Untuk menghadapi kejahatan yang makin canggih dan rumit perlu kerja sama antar negara di level regional bahkan internasional. Saya senang diundang ke Indonesia untuk bisa berbagi ide dan cerita tentang keamanan siber di Bali,” kata Don Stikvoort.

Sementara Kepala Lembaga Sandi Negara Mayjen (Purn) Joko Setiadi mengajak semua potensi bangsa untuk bergabung membantu kedaulatan negara di dunia siber.

"Lembaga Sandi Negara terbuka bagi putra-putri bangsa yang memiliki keahlian di bidang IT untuk berhimpun membuat pertahanan dan kekuatan untuk membela republik ini," kata Joko yang juga menjadi salah satu pembicara dalam konferensi keamanan siber internasional CodeBali.

Arah serangan yang pada tahun sebelumnya lebih ke arah situs web atau Port 80, kini serangan lebih banyak menyerang ke arah Domain Name System (DNS) atau Port 53.

"Ini menunjukkan serangan lebih ditujukan ke lokasi yang lebih kritis lagi dalam sistem kita. Jenis serangan paling besar juga dalam bentuk attempted DOS," kata Rudi.

Data ID-SIRTII juga menunjukkan, telah terjadi enam ribu insiden website yang berhasil dijebol peretas dan masih ditemukan hampir 16 ribu celah keamanan pada sistem web yang ada di Indonesia.

Domain website yang paling banyak diserang hingga pertengahan 2016 adalah domain pendidikan yang berkode ac.id. "Banyak sekolah-sekolah, lembaga pendidikan bahkan kampus yang sembarangan saja membuat website tanpa ada pengamanan yang cukup," jelas Rudi.

Data hingga pertengahan 2016 juga menunjukkan, serangan pada dunia siber Indonesia mayoritas berasal dari Amerika Serikat. Sementara data sepanjang 2015 menunjukkan serangan mayoritas berasal justru dari wilayah siber Indonesia.

"Ya bisa saja para pelaku serangan dari dalam negeri kini menyerang tidak langsung dari Indonesia tapi memutar dulu ke jaringan AS, atau bisa jadi memang banyak serangan dari AS," ujar Rudi.

Indonesia-Turki Kerja Sama untuk 'Tangkis' Serangan Hacker

Malware

Dari data juga diketahui telah terjadi setidaknya enam ribu aktivitas manipulasi dan kebocoran data.

Kiamat Digital Mengintai, Hacker Canggih Bobol Sistem Pertahanan Negara

Hal yang mengkhawatirkan di dunia siber Indonesia yaitu tingginya aktivitas program berbahaya (malware). Jumlah aktivitas malware yang terdeteksi ID-SIRTII hingga pertengahan 2016 mencapai 46,3 juta aktivitas. 

Sementara data ID-SIRTII juga menunjukkan, serangan malware mendominasi jumlah serangan ke siber Indonesia sepanjang 2015. 

Pusat Operasi Keamanan Diluncurkan, Jaga-jaga Serangan Siber

Malware adalah software yang sengaja diciptakan untuk tujuan yang jahat, untuk program komputer yang biasanya disisipkan di antara program lain. Saat pengguna membuka program yang sudah terkontaminasi malware, maka malware tersebut akan menyebar.

Ilustrasi perempuan menggunakan ponsel.

Perempuan Bergerak Lindungi Ruang Digital

Risiko serangan siber bisa terjadi kepada siapa saja, baik itu individu, organisasi, bahkan negara.

img_title
VIVA.co.id
11 November 2024