FBI: Tutup Webcam Sebelum Terlambat

Ilustrasi laptop.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Di era modern seperti sekarang ini, perangkat laptop akan dengan mudahnya terhubung ke internet dalam berkegiatan sehari-hari. Namun, di samping kemudahan tersebut, terselip bahaya yang tak disadari oleh masyarakat.

Kiamat Digital Mengintai, Hacker Canggih Bobol Sistem Pertahanan Negara

Melalui webcam yang terpasang di laptop dan terhubung dengan internet, maka peluang itu memungkinkan dimanfaatkan oleh kelompok peretas untuk mematai-matai masyarakat. Hal itu berdasarkan temuan Biro Investigasi Federal AS (FBI).

Dilansir dari Independent, Jumat, 16 September 2016, FBI menyarankan untuk semua orang segera menutupi webcam di laptop maupun di komputer, untuk menghentikan aksi kelompok hacker memata-matai masyarakat.

Pakar Ungkap Cara Ampuh Lawan Serangan Siber yang Marak

"Meninggalkan webcam terbuka, itu sama artinya kelompok hacker dapat membobol dan menonton aktivitas pengguna internet," ucap ahli keamanan.

Direktur FBI James Corney mengamini imbauan tersebut. Corney mengatakan, menutup webcam adalah langkah yang masuk akal dan bisa dilakukan secara sederhana. Langkah menutup webcam pernah dilakukan Chief Executive Officer (CEO) Mark Zuckerberg, pada awal tahun ini.

Indodax Sudah Beroperasi Lagi, Catat Transaksi hingga Rp547 Miliar

"Ada beberapa hal yang masuk akal yang harus dilakukan, yakni menutupi webcam. Mereka (hacker) bisa memata-matai, saat Anda duduk di depan layar, baik sedang di kantor pemerintah atau lainnya. Kamera kecil itu bisa memata-matai dan menutupinya. Saya pikir itu hal yang baik," tutur Corney.

Kasus kebocoran informasi dirasakan oleh pemerintah AS. Para peretas mengumpulkan data dengan hanya mengintipnya melalui webcam pada perangkat pengguna.

Baru-baru ini, perusahaan keamanan website Hide My Ass! mengumumkan, mereka telah membuat gadget (gawai) khusus yang bisa dipakai hacker untuk memata-matai penggunanya.

MOU Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) dengan Nigella Group (Doc: Istimewa)

Indonesia-Turki Kerja Sama untuk 'Tangkis' Serangan Hacker

Perkembangan Pesat Teknologi, Perusahaan Turki ini Sebut Blockchain Bisa 'Tangkis' Seranga

img_title
VIVA.co.id
2 November 2024