Kominfo Minta Smartfren Perhatikan Kerugian Pelanggan

Galeri Smartfren di salah satu mal di Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Jaringan 4G LTE Smartfren mengalami gangguan sejak kemarin, Jumat, 19 Agustus 2016. Hingga kini gangguan tersebut belum normal sehingga Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pun berkomentar.

OJK Sedang Kaji Dokumen Merger XL dan Smartfren

Kemenkominfo mengaku telah mendapatkan penjelasan dari Smartfren terkait gangguan layanan ini. Dikatakan pihak Smartfren, gangguan terjadi di beberapa wilayah karena masalah OCS. OCS merupakan bagian yang menghubungkan data 4G LTE dengan CDMA.

"Pihak Smartfren mengatakan sudah selekasnya memberitahu kepada semua pelanggan via SMS blast. Mereka mengatakan semua area sudah on atau pulih kembali," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Informasi dan Humas Kemenkominfo, Noor Iza melalui pesan singkat, Sabtu, 20 Agustus 2016.

Merger Jadi XLSmart, Saham FREN Bakal Dikonversi ke EXCL

Namun saat dikonfirmasi, pihak Smartfren, melalui Head of Public Relation, Ciba Gangga, mengatakan jika permasalahan gangguan belum diketahui penyebabnya sehingga investigasi masih dilakukan hingga saat ini.

Bahkan di akun Twitter layanan pelanggan Smartfren @SmartfrenCare, masih banyak pelanggan mereka yang mengeluhkan gangguan tersebut hingga saat ini. Bahkan ada pelanggan yang mengeluhkan jika pulsa mereka tersedot dan kehilangan paket karena adanya sistem restart.

Karyawan Smartfren dan XL Axiata yang Gabung ke XLSmart dapat Bonus 2x Lipat

Noor Iza mengatakan, berdasarkan laporan pihak Smartfren, gangguan terjadi hanya pada layanan data dan tidak berpengaruh pada layanan telepon. Terkait dengan pulsa dan billing paket data, Noor Iza mendapat kepastian dari Smartfren jika posisi database billing dan paket data pelanggan masih normal.

"Kominfo meminta kepada Smartfren untuk menjaga dan mengedepankan kualitas jaringannya, agar tidak terulang kasus down yang sama. Kondisi tersebut jelas mengganggu pelanggan. Perlu diperhatikan, apakah gangguan juga menimbulkan kerugian pada pelanggan, dari nilai paket yang telah dibeli sebelumnya oleh pelanggan," ujarnya menambahkan.

Lebih lanjut Noor Iza mengimbau Smartfren agar sebaiknya ada Standard Operating Procedure (SOP) yang dilakukan.
"Misal, ketika maintenance dikerjakan, pelanggan diinformasikan terlebih dulu jika memang pekerjaan teknis akan berdampak sistemik dan panjang."

(mus) 

Ilustrasi operator telekomunikasi.

Perkawinan Terbesar Menjelang Akhir 2024

Perkawinan XL Axiata dan Smartfren menghasilkan transaksi Rp104 triliun. Angka ini lebih besar dari merger Indosat Ooredoo dengan Hutchison Tri yang hanya Rp90 triliun.

img_title
VIVA.co.id
16 Desember 2024