Wikileaks Siap 'Hukum' Hillary Clinton soal Irak
- time.com
VIVA.co.id – Situs penyebar isu, Wikileaks, mengklaim telah mempublikasikan arsip email milik Hillary Clinton. Total ada 1.258 email pribadi yang berisi kebijakan Clinton terkait dengan perang Irak.
Hal ini dipublikasikan melalui akun Twitter resmi Wikileaks. Di dalam cuitan itu disertakan link untuk bisa mengintip ribuan email yang ditulis atau diterima Clinton saat membahas soal Irak, ketika dia masih menjabat sebagai kepala Departemen Pertahanan Amerika.
Dilansir melalui Rt.com, Selasa, 5 Juli 2016, dokumen-dokumen tersebut dinilai Wikileaks merupakan bukti yang cukup untuk bisa mendakwa Clinton. Total ada 50.547 email Clinton yang berhasil dipublikasikan Wikileaks.
Sebelumnya, Maret lalu, Wikileaks membuka arsip sekitar 30.322 email milik Hillary Clinton dari server email pribadinya, yang pernah ia gunakan saat menjabat sebagai sekretaris negara. Total ada 50.547 halaman dokumen yang berisi korespondensi Clinton dari 30 Juni 2010 hingga 12 Agustus 2014. Dari angka tersebut, sekitar 7.570 dokumen merupakan kiriman Hillary Clinton.
Biro Penyelidik Federal (FBI) sejatinya telah menghabiskan sekitar tiga jam untuk menanyakan kepada Clinton terkait skandal email itu. Namun, seiring dengan akan berlangsungnya pemilihan, pihak biro belum mengeluarkan laporan terkait temuan tersebut.
Banyak pihak yang tidak percaya dengan tuduhan Wikileaks tersebut. Bahkan, Clinton diyakini tidak akan masuk ke ranah hukum akibat tudingan ini.
"Itu tidak akan terjadi. Bagi saya itu adalah hal yang sangat tidak mungkin," ujar Senator Cory Booker dari New Jersey.
Sebelumnya, pendiri Wikileaks, Julian Assange, memperingatkan bahwa Hillary bisa dituntut hukuman dengan mengandalkan dokumen-dokumen yang ada.
"Kami telah mengumpulkan banyak materi tentang Hillary Clinton. Setelah itu, kami bisa lanjut melayangkan tuduhan ke pengadilan," kata Assange.