Bercinta di Belakang Kemudi Mobil Robot Dianggap Lumrah
- www.wallstreetjournal.com
VIVA.co.id – Ketika mobil tidak lagi membutuhkan kendali tangan, atau supir untuk mengemudikan, banyak hal yang dianggap bisa dilakukan saat mobil berjalan. Mulai dari meminum teh, sarapan, berdandan, bahkan berhubungan seks.
Yang paling menarik dan patut diantisipasi saat mobil robot mulai nge-tren di jalan adalah kemungkinan untuk berhubungan seks di dalam mobil yang sedang berjalan. Meski banyak yang mengkhawatirkan hal ini, namun banyak juga yang menganggap jika hal ini adalah lumrah.
Seperti yang dikemukakan Barrie Kirk, pendiri Canadian Automated Vehicles Centre of Excellence. Dia mengatakan, berhubungan seks di dalam mobil merupakan hal yang natural. Ini disebutnya, dengan pergeseran alami dari perilaku manusia.
"Ini adalah sifat alami manusia. Ketika manusia mulai merasa nyaman, maka mereka bisa melakukan hal lain yang dianggapnya sebagai 'kebutuhan'," ujar Barrie, seperti dikutip dari Daily Dot, Senin 13 Juni 2016.
Meskipun begitu, menurut Barrie, mode autopilot, atau kemudi otomatis, membuat masyarakat akan merasa dimanjakan dengan teknologi. Mereka akan menyerahkan sepenuhnya kepada mesin untuk bekerja.
Seperti mobil robot yang pernah diujicobakan oleh Tesla lewat model S P85D. Kala itu, mobile Tesla berkendara dari California menuju New York. Waktu tempuhnya tercatat hanya 57 jam 48 menit, dalam mode 96 persen autopilot.
Selama ini, pengalihan perhatian selalu menjadi isu kendaraan robot. Menurut CEO Volvo, Hakan Samuelsson, kendaraan otonom dipercaya bisa mengurangi tingkat kecelakaan sampai 80 persen pada 2035. Saat ini, menurut data yang beredar, satu dari empat kecelakaan disebabkan oleh supir, termasuk remaja yang ber-selfie ria saat berkendara.
"Berhubungan seks di dalam mobil otonom, atau mobil robot merupakan hal yang tidak bisa dibendung, seiring dengan teknologi yang ada. Namun, yang harus diperhatikan, ketika mobil otonom mulai marak di jalan, tidak bisa dipungkiri akan semakin banyak nyawa yang diselamatkan," ujar Paul Mackie, direktur Komunikasi di Mobility Lab, sebuah organisasi riset transportasi. (asp)