Populasi Besar, Tapi Pendapatan Industri Musik RI Cuma 0,4%
- Dok: Yonder Music
VIVA.co.id – Industri musik semakin merambah ke dunia digital seiring munculnya teknologi streaming musik. Kehadiran aplikasi musik tersebut dinilai menjadi cara ampuh dalam menanggulangi pembajakan.
Paling terbaru, Indonesia kehadiran yang berkantor di Amerika Serikat. Kehadiran Yonder Music menyusul Spotify yang lebih dulu melenggang masuk ke Indonesia.
Chief Executive Officer (CEO) Yonder Music, Adam Kidron mengungkapkan, konten musik menjadi hiburan tersendiri bagi orang-orang. Terlebih, dikatakan dia, Indonesia memiliki musisi yang cukup bertalenta di industri musik.
"Indonesia itu memiliki penduduk sekitar empat persen dari populasi dunia, tapi jumlah pendapatan dari industri musiknya hanya 0,4 persen," ujar Adam di Hotel Mulia, Jakarta, Senin malam, 23 Mei 2016.
Kehadiran Yonder Music, kata dia, diharapkan membantu pencinta musik Tanah Air mendapatkan akses ke lebih dari 20 juta lagu dari jutaan musisi dari seluruh dunia, termasuk musisi lokal yang disuguhkan oleh Yonder.
Selain itu, kehadiran Yonder ini berbeda dengan layanan streaming musik serupa. Chief Brand & Customer Experience Officer XL, Nicanor V. Santiago III, mengatakan Yonder tak hanya bisa dinikmati secara online saja.
"Aplikasi musik ini juga bisa dinikmati secara offline, lagu yang pengguna putar bisa di-download dan tersimpan di smartphone. Bahkan, lagu yang kita dengarkan bisa dibagikan kepada pengguna Yonder lainnya," ucap Nicanor.
Diberitakan sebelumnya, Yonder resmi hadir di Indonesia setelah menggandeng operator telekomunikasi lokal, yakni PT XL Axiata Tbk (XL). Yonder yang merupakan layanan Over the Top (OTT) harus mengikuti regulasi yang ada di Indonesia, yaitu diwajibkan memiliki Badan Usaha Tetap (BUT) atau bekerja sama dengan operator.
Mengenai kerja sama Yonder dan XL ini, pendapatan yang diterima dari layanan streaming musik ini disebutkan 75 persen masuk ke kantong musisi dan 25 persennya diterima Yonder. Sedangkan, XL hanya mengandalkan pemasukan dari tarif data yang digunakan oleh pelanggan saat mengakses streaming musik melalui Yonder.
"Kita hanya mengharapkan pendapatan dari pelanggan yang menggunakan tarif data untuk memanfaatkan Yonder. Kita ingin memberikan kualitas layanan kepada pelanggan soal ekosistem 4G LTE yang terus dilengkapi," jelas Chief Executive Officer (CEO) XL Axiata, Dian Siswarini.