Pendiri McAfee Klaim Sukses Jebol Pesan WhatsApp
- Reuters
VIVA.co.id – WhatsApp sudah menegaskan layanan pada platform mereka sudah dilengkapi dengan fitur keamanan. Layanan milik Facebook itu menjamin pada komunikasi dan data pada akun pengguna tidak akan bisa dijebol oleh peretas, penegak hukum maupun WhatsApp sekalipun, karena sudah menerapkan enkripsi end to end.
Tapi belum lama ini, John McAfee, pendiri software keamanan komputer McAfee, mengumumkan bisa menjebol pesan terenkripsi pada
Dikutip dari Engadget, Senin 16 Mei 2016, bersama timnya mengaku telah menemukan sebuah lubang keamanan pada platform mobile Google, yang akhirnya membuat dia dan timnya bisa membaca pesan di WhatsApp.
Kepada laman Cybersecurity Venture, McAfee mengatakan sekilas bagaimana dia menjebol pesan WhatsApp. Pesan WhatsApp telah ditukarkan antara dua peneliti di kantor pusat perusahaan forensik digital dan intelijen siber LIFARS di New York. Kemudian tim McAfee membuat sebuah aplikasi sederhana yang diunduh ke ponsel Android yang dipakai untuk pertukaran pesan tersebut.
Pesan tersebut kemudian ditulis dan ditukarkan, dan hanya dalam satu menit kemudian, pesan itu bisa dijebol dan dibaca oleh McAfee dan timnya yang berada di Colorado.
Saat dikonfirmasi, McAfee mengatakan dalam konteks ini WhatsApp tidak seharusnya disalahkan. Menurutnya problemnya ada pada Google. McAfee mengklaim telah menemukan sebuah desain cacat serius pada sistem Android yang mana memungkinkan timnya untuk mengakses secara virtual apa pun yang terjadi pada perangkat Android.
McAfee mengatakan salah satu yang bekerja dalam timnya saat menjebol pesan WhatsApp itu adalah peretas bernama Chris Robert. Nama Robert sebelumnya sudah dikenal pada tahun lalu karena dia mengaku telah meretas pesawat komersial dan mesin pesawat saat penerbangan. Robert mengaku hal itu dilakukan untuk mengingatkan kepada industri penerbangan agar meningkatkan keamanan maskapai mereka.
Alasan jebol WhatsApp
Soal motivasi menjebol pesan WhatsApp, McAfee mengatakan hanya ingin mengingatkan tentang pentingnya keamanan dalam sebuah sistem operasi mobile.
"Saya telah bertahun-tahun mengingatkan kepada dunia bahwa kita berada di tepi jurang. Paradigma keamanan siber kita tidak berfungsi lagi dan akan kekacauan akan muncul jika sesuatu tidak dilakukan," kata dia.
McAfee mengingatkan pada sistem operasi mobile terkenal saat ini perlu diwaspadai, sebab ternyata meski populer tidak menjamin sistem tersebut aman. Dalam hal ini, McAfee tampaknya menyinggung sistem operasi Android.
"Sistem operasi fundamental (Android) yang digunakan oleh 90 persen dari dunia, dan harus menjadi benteng pertahanan pertama melawan intrusi berbahaya malah cacat," kata dia.
Untuk itu, McAfee merasa langkahnya menjebol pesan WhatsApp itu menunjukkan problem keamanan yang mengintai saat ini. "Haruskah saya tidak membawa ini untuk jadi perhatian dunia melalui pertunjukan dramatis?" katanya.
Usai menemukan cacat pada sistem Android, McAfee mengaku sudah berdialog dengan Google dan WhatsApp untuk memperbaiki kerentanan tersebut. Dia mengaku untuk menyampaikan celah keamanan tersebut, tak mematok biaya sepeser pun. Dia mengaku langkah itu memang sudah seharusnya dilakukan. "Ini tidak saya lakukan untuk alasan finansial. Ini adalah kewajiban saya," kata dia.
Parahnya, temuan McAfee pada WhatsApp itu juga melanda platform lainnya yang memprioritaskan privasi dan mengusung enkripsi, Snapchat. McAfee mengatakan timnya telah mampu menjebol pesan pada Snapchat sama seperti yang dilakukan di WhatsApp. Maka sia-sia saja, pengguna WhatsApp yang kemudian ingin beralih ke Snapchat.
(ren)