WhatsApp Diblokir, Aplikasi Ini Naik Daun
- Confide
VIVA.co.id – Pemblokiran WhatsApp di Brazil pada awal bulan ini ternyata melahirkan keberkahan bagi penyedia messenger lain. Selama layanan messeging milik Facebook itu di Negeri Samba, aplikasi Confide mengaku mengalami kenaikan unduhan lima kali lipat.
"Kami melihat hampir ada kenaikan 500 persen di Brazil selama WhatsApp dilarang," kata salah satu pendiri Confide, Jon Brod dikutip dari Business Insider, Selasa 10 Mei 2016.
Menariknya Confide selalu menuai keberkahan di atas ‘kesengsaraan’ platform teknologi lain. Selain mendapatkan keuntungan dari pemblokiran , Caonfide juga banjir unduhan saat terjadi peretasan yang melanda Sony beberapa waktu lalu.
"Saya pikir orang memiliki ekspektasi privasi dan peristiwa seperti itu mempercepat ekspektasi," kata Brod.
Confide hadir menawarkan layanan messeging yang fokus dengan privasi pengguna. Aplikasi yang dikembangkan perusahaan rintisan asal New York itu menawarkan fitur messeging hilang dalam waktu seketika dan proteksi tangkapan layar, sebagai fitur andalan.
Bahkan aplikasi itu terus berkembang. Pada awal pekan ini, Confide menambahkan fitur voice messeging dalam aplikasinya. Menariknya, audio pada fitur voice messeging tersebut akan lenyap setelah jendela obrolan tertutup. Voice messeging tersebut juga terenkripsi seperti pada fitur lainnya di Confide.
Perusahaan itu mengatakan platform mereka akan memungkinkan pengguna berkomunikasi sentimen yang biasanya tidak muncul dalam obrolan teks. Confide berharap klien bisnis mereka akan mengadopsi fitur tersebut untuk mendiskusikan kesepkatan penting, perekrutan maupun topik sensitif lainnya.
Nah, bicara soal persaingan, Confide optimistis. Meski aplikasi messeging populer seperti WhatsApp dan Telegram kini menawarkan enkripsi end to end, Confide punya senjata lain, yaitu messeging mereka akan lenyap segera begitu pesan dibaca oleh penerima mereka.
Aplikasi Confide juga punya fitur 'pendaratan' yang mana pengguna bisa membaca teks dengan menggerakkan jari mereka saja. Cara ini dianggap bisa membatasi ruang tangkapan layar dalam hal pengguna tidak ingin semua konten dalam satu layar tidak ingin di-sceen shot.