Di Kota Ini, Transaksi Pakai Bitcoin
- Gizmodo
VIVA.co.id – Mata uang digital, Bitcoin, masih diiringi dengan berbagai kontroversi. Selain kontroversi sebagai pengganti mata uang fisik yang ada saat ini, asal usul juga masih misterius.
Diketahui pekan lalu, seorang pria asal Australia, Craig Steven Wright mengaku sebagai pendiri dan penemu Bitcoin. Meski klaim itu didukung dengan bukti kuat, tapi para pecinta meragukan pengakuan Craig Wright tersebut.
Nah, meski kontroversi Bitcoin masih kental, tapi pemerintah kota Zug, sebuah wilayah di Swedia, sudah mengumumkan rencana sebagai alat pembayaran untuk layanan publik di kota tersebut. Langkah pemerintah Zug tersebut mengikuti jejak beberapa perusahaan yang sebelumnya sudah memakai Bitcoin dalam transaksinya.
Dikutip dari Engadget, Senin 9 Mei 2016, rencana penggunaan Bitcoin itu akan dilakukan per 1 Juli nanti.
Pemerintah kota Zug menjelaskan, ada beberapa ketentuan untuk pemakaian Bitcoin. Pertama mata uang digital itu dipakai hanya untuk layanan publik, Bitcoin hanya bisa dipakai pada transaksi senilai US$206 atau di bawahnya.
Nantinya uji coba pemakaian Bitcoin itu akan menjadi landasan bagi pemberlakukan permanen Bitcoin. Dewan kota Zug disebutkan akan mengulas dan mengevaluasi uji coba penggunaan Bitcoin dan memutuskan apakah uji coba itu dipermanenkan atau tidak.
Uji coba Bitcoin di Zug juga diperkirakan akan menunjukkan secara jelas keuntungan maupun kerugian menggunakan Bitcoin untuk transaksi pada badan atau lembaga kota tersebut.
Pengujian tersebut juga sekaligus untuk membuktikan apakah teknologi mata uang Bitcoin itu aman dan bisa menekan biaya transaksi atau tidak.
Fakta menarik bisa diambil dari uji coba Bitcoin dalam kota yang berpopulasi hanya 30 ribu tersebut. Dikutip dari Ubergizmo, dengan profil kota yang tergolong mapan dalam finansial, dan keberadaan sektor teknologi finansial yang terus berkembang, maka diperkirakan warga setempat akan lebih mudah untuk bertransaksi dengan Bitcoin.
Tercatat selain otoritas kota Zug, regulator layanan keuangan Jepang pada awal tahun lalu sudah menimbang untuk menyamakan nilai Bitcoin dengan mata uang konvensional. Sementara layanan platform game keluaran Valve Corporation, Steam sudah mengadopsi pembayaran Bitcoin.