Google Pajang Doodle Kartini
- Tangkapan layar Google
VIVA.co.id – Kalimat ‘Habis Gelap, Terbitlah Terang’ sudah bukan rahasia lagi kalau itu merupakan rangkaian yang dicetuskan oleh Raden Ajeng Kartini. Pahlawan asal Jepara itu tak henti-hentinya menyemangati kalangan perempuan agar kehidupan kaum hawa tak dibedakan dengan pria dari tatanan sosial.
Kegigihan Kartini sebagai tokoh emansipasi menjadi inspirasi bagi Google. Perusahaan teknologi itu hari ini menyematkan doodle atau gambar Kartini di halaman utama pada mesin pencariannya.
Tampak, di antara tulisan huruf Google, tersemat foto berwajah Kartini sembari memegang buku, tanda kalau wanita berhak menjadi kaum pemikir, memiliki kehidupan setara dengan lelaki, dan menjadi pejuang di kehidupan sosial.
Doodle Kartini kali ini, seperti diketahui, untuk memperingati kepahlawanan perempuan garis keturunan bangsawan itu sebagai tokoh pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Momen tersebut diperingati puncaknya pada 21 April, tanggal kelahiran Kartini.
Meski berasal dari kalangan priyayi tetapi Kartini tak ubahnya secarik harapan di masa lampau bagi kaum hawa zaman dulu, khususnya perempuan pribumi. Ketika itu, perempuan dinobatkan sebagai sosok yang dinomorduakan keberadaannya, dipandang sebelah mata, rela dipingit, bersedia dimadu, bahkan dianggap sebagai penghambat kemajuan suatu negara.
Jelas, hal itu ditentang oleh Kartini. Melalui seruan dan pemikirannya, Kartini mengungkapkan ide dan pandangan perempuan yang sebenarnya, salah satunya melalui guratan kalimat yang dituangkan di surat-suratnya. Tujuan penulisan surat ini berisi keluhannya sekaligus gugatan menyangkut budaya di Jawa yang melihat perempuan sebagai batu sandungan perkembangan bangsa.
Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 dan meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904. Atas perjuangannya membela kaum hawa, membuat Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964 tertanggal 2 Mei 1964, untuk menetapkan Kartini sebagai pahlawan nasional sekaligus hari lahir Kartini. Ini sebagai bahan renungan dan semangat perjuangan kaum perempuan.
"Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam," tulis Kartini dalam bukunya ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’.
Dari berbagai sumber