Setelah Neflix, Kini Hooq Masuk Indonesia
- VIVA.co.id/Mitra Angelia
VIVA.co.id – Persaingan layanan video on demand berbasis daring (online) di Indonesia kini mulai ramai. Setelah hadirnya layanan Netlfix beberapa bulan lalu, kini Hooq - layanan video on demand asal Singapura – resmi meluncur di Indonesia.
Sebelum mengepakkan sayap bisnisnya di Indonesia, Hooq telah meluncur di Filipina, Thailand dan India. Hooq merupakan perusahaan rintisan patungan antara Singtel, Warner Bros Entertainment dan Sony Picture Television, yang didirikan Januari 2015.
"Kami sangat senang bisa meluncurkan layanan Hooq. Layanan bebas iklan video on demand terbaik dengan katalog konten Hollywood dan Indonesia terbesar. Kami sudah persiapkan Hooq hadir Indonesia selama enam bulan," ujar Chief Executive Officer Hooq, Peter Bithos, saat pemaparannya di acara peluncuran Hooq, Jakarta Kamis 14 April 2016.
Peter mengatakan Hooq memulai debutnya di Indonesia dengan lebih dari 35 ribu jam tayang film lokal dan internasional. Dengan total lebih dari sepuluh ribu judul film, dengan film Indonesia berjumlah seribu film dan enam ribu episode film serial.
Country Head Hooq Indonesia, Guntur S Siboro mengatakan, dengan mengunduh aplikasi Hooq dari Apple Store dan Google Play, pengguna dapat layanan gratis selama tujuh hari. Selanjutnya, jika mau berlangganan, pengguna dikenakan biaya Rp49.500 per bulan, atau satu minggu Rp18.700.
Guntur menambahkan, untuk pembayaran, Hooq bekerja sama operator telekomunikasi Tanah Air, yakni Telkomsel, Xl, Indosat Ooredoo, Smartfren Telecom dan Hutchison 3 Indonesia.
"Bundling (dengan operator) sedang dibicarakan," katanya.
Mengenai kelebihan produk dan fitur Hooq ini, Guntur menjelaskan ketika pengguna sedang menikmati film, dijamin tidak akan ada interupsi dan gangguan dari pesan iklan. Selain itu, fiturnya dilengkapi dengan fungsi unduh agar pengguna bisa menonton secara offline.
"Pengguna bisa menikmati film ketika di atas pesawat, maksimal unduh lima film. Jika ingin ganti, satunya dihapus dulu," kata Guntur.
Kemudian, satu akun bisa dibuka dalam lima perangkat seperti tablet, komputer, perangkat Android, dekoder dan smart TV. Saat akun aktif pada lima perangkat, pengguna hanya bisa tonton dua film di perangkat yang berbeda.
Guntur mengatakan, aplikasi tersedia dalam dua bahasa, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Selanjutnya, kata Guntur keragaman film akan diisi juga dengan konten film Korea, India dan lainnya.
"Untuk terjemahan itu sudah. Ini saja (yang sudah ada). Kita terjemah sendiri," ujar dia. (ren)