E-Commerce Asing Juga Kena Pajak Cuma-cuma

Ilustrasi belanja online.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf menyampaikan aturan pajak cuma-cuma bagi e-commerce juga berlaku bagi e-commerce asing. Namun, tentunya aturan berlaku setelah mereka membentuk diri menjadi Badan Usaha Tetap (BUT) di Indonesia.

Industri E-Commerce Indonesia: Antara Inovasi, Efisiensi dan Regulasi yang Mendukung

"Iya lah (asing kena pajak). Sekarang asing belum dikenai pajak sama sekali, nanti sudah BUT. Ada aturan pajak normal dan cuma-cuma," tutur Triawan saat ditemui di kantor Bukalapak, Jakarta, Selasa 12 April 2016.

Diketahui, pemerintah memiliki wacana untuk mengenakan pajak cuma-cuma pada para pelaku e-commerce. Namun, sejauh ini, para pelaku e-commerce Indonesia menentang adanya pajak tersebut karena dirasa akan memberatkan para pelaku e-commerce lokal.

Berkah Ramadan, Produk UMKM di E-Commerce dan Pengiriman Melonjak Tajam

Pajak cuma-cuma rencananya akan diterapkan pada beberapa model bisnis e-commerce tertentu. Di antara bisnis model yang akan dikenai pajak cuma-cuma ini yaitu iklan baris dan marketplace yang layanan atau jasanya mayoritas diakses masyarakat secara gratis.

Pajak cuma-cuma ini, kata Triawan adalah pajak yang akan dikenakan pada perusahaan rintisan (startup) yang baru mulai merintis. Untuk awal, tentunya mereka mengeluarkan produk yang diberikan secara cuma-cuma dibagikan untuk keperluan promosi.

E-Commerce Ini Perkuat Komitmen Dukung UMKM dan Brand Lokal dengan Inovasi Teknologi dan Logistik Terpadu

Nah, kata Triawan, jika demikian, tak layak bagi mereka untuk dikenakan pajak. "Berilah waktu untuk startup, betul-betul transaksi solid yang dikenakan pajak. Uang (masuk) negara tanpa transaksi," ungkapnya.

Triawan mengaku pelaku e-commerce bereaksi dan menuntut jika sudah dibebankan pajak biasa atau normal, maka jangan lagi ada pajak cuma-cuma.

cuci mata versi digital - meninggalkan keranjang belanja tanpa membeli

Perilaku Konsumen Era Digital: Keranjang Penuh, Tapi Dompet Selamat

Media sosial pemicu belanja impulsif, tapi banyak konsumen hanya mengisi keranjang tanpa checkout karena sadar perbedaan keinginan dan kebutuhan.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2025