Pengamat: Enkripsi WhatsApp Kabar Baik untuk Koruptor
- gmtennis.com
VIVA.co.id - Pengamat telekomunikasi Heru Sutadi turut memberi pandangan terhadap kebijakan yang dilakukan oleh WhatsApp atas enkripsi end-to-end. Menurutnya, langkah yang diambil oleh aplikasi pesan instan tersebut 'memanjakan' kepada penggunanya terkait privasi digital.
"Kalau secara privasi, enkripsi membuat makin terjamin data digitalnya," ujar Heru kepada VIVA.co.id, Kamis malam 7 April 2016.
Heru yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif ICT Institute ini, mengemukakan langkah yang diambil WhatsApp ini dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, keamanan pengguna dan kedua, sisi lain akan semakin sulitnya pembongkaran isi percakapan.
Ia melanjutkan, dengan enkripsi end to end, maka hanya pengguna dan untuk grup WhatsApp yang anggotanya yang mengetahui isi teks dan gambar pengguna.
"Tapi, dari kacamata penegak hukum, seperti FBI di Amerika Serikat tentu akan makin sulit membongkar percakapan pengguna. Hal ini yang juga akan dipakai, misalnya oleh mereka yang bermaksud untuk membongkar kasus korupsi atau terorisme di Indonesia," kata dia.
Heru menambahkan, dampak yang terasa mengenai enkripsi end to end dalam WhatsApp ini bagai dua mata koin. Pengguna WhatsApp makin terlindung dari penyadapan, tapi lembaga penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi, Densus 88, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme akan kian sulit membuka percakapan yang dilakukan lewat WhatsApp.
"Tentu ini berita baik bagi mereka yang berkonspirasi jahat melakukan korupsi jahat melakukan korupsi maupun teror, di mana percakapan tidak bisa diketahui pihak aparat penegak hukum," kata Heru.