Xiaomi Siap Terjun ke Internet of Things
- REUTERS/Jason Lee
VIVA.co.id – Pasar smartphone global disinyalir mulai lesu. Tidak heran jika kemudian Xiaomi mencoba ranah bisnis baru, yakni menciptakan rumah pintar yang terhubung dengan ponsel.
Menurut data IDC, pertumbuhan smartphone Xiaomi mulai mengalami penurunan. Tahun lalu pertumbuhannya hanya 23 persen menjadi hanya 71 juta unit.
Xiaomi pun telah menyiapkan teknologi baru yang terhubung dengan ponsel Xiaomi, yakni berupa Mi Ecosystem. Ini ditujukan Xiaomi untuk menyambut era internet of things yang membuat semua perangkat bisa terhubung dan dikendalikan melalui ponsel.
Sejak memiliki nilai perusahaan sebesar US$45 miliar diakhir 2014, Xiaomi dikenal sebagai penyedia layanan internet dan produsen smartphone. Selain itu, Xiaomi juga menjadi penyuntik dana bagi startup-startup yang dianggap potensial. Dari situlah kemudian Xiaomi berani membuat Mi-Ecosystem, yang akan menghubungkan perangkat rumah tangga ke dalam smartphone Xiaomi.
Mi-Ecosystem disebut juga sebagai bagian besar dari 'Sebuah perangkat semesta' yang terkoneksi ke Xiaomi. Di dalamnya ada kendaraan Segway, pemurni udara, pengaktif daya, charger baterai portabel, sepeda listrik, sampai penanak nasi.
"Xiaomi telah menciptakan 29 perusahaan selama kurun dua tahun belakangan. Dua puluh di antara jumlah itu telah menciptakan produk. Tujuh di antaranya memiliki angka penjualan tahunan lebih dari US$15,5 juta. Dua perusahaan memiliki penjualan lebih dari US$150 juta. Kita tidak hanya membuat produk yang luar biasa tapi juga perusahaan rintisan yang hebat," ujar pendiri dan CEO Xiaomi, Lei Jun, seperti dikutip dari Fortune, Rabu, 30 Maret 2016.
Baru-baru ini, Lei Jun menghabiskan 1,5 jam dalam konferensi pers menjelaskan 'Perangkat Semesta' yang dimaksudkan dalam 'Mi-Ecosystem'. Pesan yang terkandung di dalamnya, Lei Jun ingin menciptakan rumah pintar dengan Xiaomi. Dia juga memperkenalkan penanak nasi yang bisa terhubung dengan smartphone Xiaomi.
Disinyalir, kegagalan China memproduksi penanak nasi berkualitas tinggi telah membuat malu industri di dalam negeri itu sendiri. Malah seorang warga China yang baru kembali dari Jepang mendapati penanak nasi merek Jepang dihargai ratusan dolar, padahal diproduksi di China.
Penanak nasi canggih besutan Xiaomi ini dibanderol US$150 dan bisa dikendalikan menggunakan aplikasi Xiaomi.
"Penjual perangkat Mi-Ecosystem telah berlangsung sejak 2014. Tahun lalu angkanya meningkat 220 persen dibanding 2014. Namun secara keseluruhan kontribusinya masih kecil, hanya 10 persen, terhadap total revenue Xiaomi," papar Lei Jun.