Setengah Kelas Menengah Atas RI Andalkan Twitter
- Reuters
VIVA.co.id – Kelas menengah atas di Indonesia ternyata lebih suka bersosialisasi di platform Twitter. Kaum menengah itu malah menjadikan Twitter sebagai sumber informasi utama.
Tak heran jika penelitian terbaru dari lembaga riset Ipsos menunjukkan Twitter kini makin diminati kelas menengah atas. Dikutip dari keterangan tertulis kepada VIVA.co.id, Kamis 17 Maret 2016, di Indonesia menunjukkan 8 dari 10 (79 persen) kelas menengah atas menggunakan Twitter dalam kehidupan sehari-hari.
“Penelitian terbaru mengenai kelas menengah atas kali ini fokus pada motivasi dan preferensi mereka sebagai pengguna dan kaum mayoritas di Twitter saat ini," kata Roy Simangunsong, Country Business Head, Twitter Indonesia dalam keterangannya.
Survei menunjukkan karakter kelas menengah atas di Tanah Air mengapresiasi pelayanan konsumen yang lebih baik dan berkualitas. Kaum ini juga bersedia berbagi pengalamannya ke banyak orang.
Hasil survei menunjukkan mereka yang menggunakan Twitter 1,3 kali lebih mungkin menghabiskan uangnya untuk barang-barang dan pelayanan kelas atas di masa yang akan datang, serta 1,2 kali lebih mungkin untuk menjadi yang pertama mencoba produk-produk inovasi berteknologi tinggi.
Kaum menengah atas mengaku mereka menghabiskan sebagian besar penghasilannya untuk membeli produk-produk ritel dan otomotif. Selama 12 bulan terakhir, mereka juga menghabiskan membeli kebutuhan rumah dan interior (81 persen), pakaian (80 persen), dan otomotif (72 persen).
Selanjutnya, survei menunjukkan lebih dari setengah, atau 57 persen kelas menengah atas mengakui Twitter adalah sumber informasi utama bagi mereka untuk mendapatkan informasi dari pihak pertama.
Kaum mapan ini juga mengaku punya keterbukaan dan keinginan berbagi secara luas. Hasil survei menunjukkan Sebanyak kelas menengah atas di Indonesia senang memperoleh informasi yang tepat (89 persen) percaya bahwa hidup adalah untuk mempelajari hal-hal baru setiap harinya (92 persen) dan ingin membantu sesama melalui kegiatan komunitas (87 persen).
Penelitian ini menyasar 1.750 responden di Indonesia, India, Singapura dan Arab Saudi. Metodologi penelitian menunjukkan responden kelas menengah atas adalah mereka yang menyumbang pendapatan negara sebanyak 20 persen dengan rentang usia mulai dari 25 hingga 64 tahun.