Riset: Konsumsi Berita Online Kalahkan Televisi

Ketua IDA, Edi Taslim (berbatik)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA.co.id –  Indonesian Digital Association (IDA), melakukan riset terkait sumber yang digunakan konsumen dalam mencari berita. Ternyata, nilai tertinggi sumber konsumsi berita adalah melalui telepon genggam, alias dari berita online.

Riset yang didukung oleh Baidu Indonesia dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) itu dilakukan langsung oleh lembaga riset global Growth For Knowledge (Gft) Indonesia.

"Kami selaku praktisi industri sangat antusias terhadap hasil temuan ini. Kemajuan teknologi telah mengubah cara masyarakat mengonsumsi informasi, yang tentunya kami lihat sebagai opportunity untuk menyuguhkan konten yang tepat di saat yang tepat," ujar Ketua IDA, Edi Taslim di Gedung Menara Palma, Jakarta, Rabu 16 Maret 2016.

Media Director Consumer Choices Gfk Indonesia, Robin Muliady mengatakan, persentase tertinggi konsumsi berita lewat telepon genggam adalah 96 persen, mengungguli televisi (91 persen). Kemudian, menyusul surat kabar (31 persen), radio (15 persen) dan lainnya.

"Riset dilakukan di lima kota besar di Indonesia, mulai tahun lalu berakhir satu minggu di akhir bulan Februari," ujar Robin.

Lima wilayah yang menjadi sampel riset yaitu Jakarta, Bodetabek, Bandung, Semarang dan Surabaya. Riset ini melibatkan panelis yang berjumlah 1521 orang dan 775 responden yang diwawancarai langsung.

Dari ribuan responden itu, Robin menjelaskan, pembaca berita online cenderung didominasi oleh kelompok usia 33 hingga 42 tahun, dengan rincian pria mengungguli lebih sedikit dari pembaca wanita, dengan 56 persen.

Untuk kategori waktu, Robin memaparkan, pilihan waktu favorit ternyata juga berbeda antara hari kerja dan hari libur. Dari Senin sampai Jumat, konsumsi berita memuncak pada pukul 12.00 hingga 15.00. Sementara itu, pada Sabtu, durasi waktu bertambah, dari pukul 12.00 hingga 18.00. Sedangkan pada, Minggu waktu mengakses berita online lebih lama lagi, yaitu pukul 12.00 sampai 21.00.

Asosiasi Ini Ingin Digitalkan Warung di Indonesia

"Dari segi status sosial ekonomi, ternyata lebih banyak SES (sociao economic status) A dan B. Menariknya dari mereka 60 persen rutin konsumsi berita setiap minggu dan 24 persennya setiap hari," ungkap Robin.

Terkait topik, Gfk meneliti 11 kategori berita yang secara runut, yaitu konten hiburan dan isu sosial diperingkat dua teratas, dengan persentasenya 73 persen dan 70 persen. Kemudian, diikuti konten politik dan pemerintahan (49 persen), olah raga (48 persen), agama (32 persen), sains dan teknologi (30 persen).

Kolaborasi Lintas Sektor Perangi Penipuan Online yang Kian Marak

Selebihnya, konten kecantikan dan fesyen, edukasi, bisnis dan ekonomi, liburan dan hobi, masing-masing menempati angka di bawah 30 persen.

Dari segi gender, wanita cenderung menyukai konten hiburan, kecantikan dan fesyen. Pembaca pria lebih tertarik pada isu sosial, politik dan olah raga.

Indonesia Pingpong League 2024 Sukses Digelar, Onic Sport dan Arwana Jaya Cetak Sejarah

Robin menambahkan, sementara kecenderungan usia maka usia muda lebih suka topik ringan, terutama hiburan sementara usia mapan lebih ke isu serius seperti politik, sosial, dan agama. (asp)

CEO Google Sundar Pichai di pertemuan pengembang tahunan, Google I/O.

Menteri Ini Bilang Google Sepakat Bayar Rp1,5 Triliun Tiap Tahun

Google telah sepakat membayar US$100 juta atau setara Rp1,5 triliun setiap tahunnya ke Kanada untuk penerbit lokal atas cuplikan berita yang tayang di platform mereka.

img_title
VIVA.co.id
30 November 2023