Hoax, Polisi Internet Sadap Percakapan Online Anda
- U-Report
VIVA.co.id – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memastikan pesan berantai soal Polisi Internet yang beredar di akun aplikasi messaging tak benar alias hoaks. "Berita di atas tidak benar," kata Rudiantara kepada VIVA.co.id, Kamis 10 Maret 2016.
Info tersebut telah beredar luas di aplikasi messaging WhatsApp, Blackberry Messenger, Telegram, Line, bahkan pesan pendek (SMS).
Pesan berantai tersebut menyebutkan semua percakapan pengguna pada akun messaging populer berpotensi diawasi oleh sistem Big Data Cyber Security (BDCS).
Dalam pesan berantai itu tertulis sejak akhir Februari 2016, telah ada tim Polisi lnternet yang bakal mengawasi dan melaksanakan operasi penyelidikan terhadap pengeditan info, gambar maupun foto pimpinan negara, simbol negara dan lambang negara.
Berikut isi lengkap pesan berantai yang telah beredar:
Sekilas Info ....
Saat ini system (BDCS) Big Data Cyber Security Indonesia sdh therpasang di Pejaten Jakarta dan DJP, menyusul rencana WanTaNas RI (Dewan Pertahanan Nadional) yg akan mengambil semua informasi melalui Internet di Indonesia.
Artinya segala percakapan kita di Cyber Social Media (WA, BBM, Telegram, Line, SMS, dll) akan masuk secara otomatis ke dalam BDCS.
Berkaitan dg hal tsb, maka mulai tgl 29 februari 2016 terbentuk tim Polisi lnternet yg akan mengawasi & melaksanakan operasi penyelidikan terhadap pengeditan info, gambar maupun foto pimpinan negara, simbol negara, & lambang negara.
Sehubungan dengan hal tsb, hindari kirim berita yg bersifat sensitive (SARA) & gambar2 pemimpin negara, lambang negara & simbol negara untuk bahan kartun, guyonan maupun lelucon lainnya.
* Polisi Internet melalui teknik internet system akan menelusuri sumber pengirim ke grup tsb.
* Diharapkan dpt saling mengingatkan & menjaga, utk menghindari kesalahan pengiriman gambar yg bersifat sensitif sebagaimana tsb di atas.
* Jangan sampai grup social media anda berurusan dgn Polisi Internet (Cyber Crime Police).